Rupiah Menguat Tipis ke Rp15.170 per Dolar AS di Akhir Pekan

Rupiah menguat 16 poin

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot menguat pada penutupan perdagangan, Jumat (4/8/2023). Nilai tukar atau kurs rupiah berada di level Rp15.170 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 15.25 WIB, rupiah terpantau menguat 16 poin atau  0,11 persen dibandingkan penutupan perdagangan pada Kamis (3/8/2023), yang tercatat di level Rp15.186 per dolar AS. 

Baca Juga: Rupiah Perkasa Pagi Ini, Bakal Berlanjut?

1. Won Korea alami pelemahan terdalam

Lebih lanjut, mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Selain Indonesia penguatan mata uang juga terjadi pada ringgit Malaysia yang menguat 0,10 persen terhadap dolar AS. 

Sementara won Korea memimpin pelemahan 0,8 persen terhadap dolar AS. Pelemahan won disusul oleh peso Filipina, baht Thailand, dolar Taiwan, yuan China, dolar Singapura, rupee India, yen Jepang, dan dolar Hong Kong.

Baca Juga: BI Ungkap Progres Penerbitan Rupiah Digital

2. Data tenaga kerja AS berpotensi dorong lagi kenaikan suku bunga The Fed

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra menyampaikan sentimen yang masih akan terjadi yakni sebagian pelaku pasarmasih mengalihkan aset ke aset yang aman. 

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS bulan Juli versi pemerintah yang akan dirilis malam ini.

"Sebelumnya di hari Rabu, data tenaga kerja AS versi swasta masih menunjukkan angka pertumbuhan yang positif," jelasnya. 

Menurutnya data tenaga kerja yang bagus bisa menjadi alasan untuk the Fed menaikan suku bunga acuannya lagi tahun ini karena bisa berimbas ke kenaikan inflasi. Sehingga ini bisa mendorong penguatan dolar AS.

3. Indeks dolar menguat karena pasar tenaga kerja AS stabil

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar tengah menguat yang di dorong oleh data nonfarm payrolls yang akan dirilis hari ini. Sehingga diharapkan pasar tenaga kerja AS tetap stabil hingga Juli. 

"Tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja memberi  TheFed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, mengingat bahwa bank menargetkan beberapa pendinginan dalam kondisi tenaga kerja sebagai bagian dari kampanye melawan inflasi," jelasnya dalam keterangannya, Jumat (4/8/2023). 

4. Inflasi di AS telah mereda

Menurutnya data penggajian swasta yang dirilis awal pekan ini melampaui ekspektasi, karena  meningkatkan kekhawatiran. Sementara inflasi telah mereda secara substansial tahun ini. 

"Tetapi pembacaan nonfarm payroll bulan Juni telah turun secara substansial di bawah ekspektasi, mendorong harapan bahwa Fed memiliki ruang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga," tutupnya. 

Baca Juga: 6 Mata Uang Terendah Dunia di 2023 versi Forbes, Ada Rupiah?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya