Rupiah Merosot, DPK Valas Masih Aman?

Kondisi likuiditas di perbankan tetap memadai

Jakarta, IDN Times - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengklaim performa simpanan valas atau Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing di bank umum tumbuh melambat di level 0,64 persen pada Maret 2024. Besaran tersebut tercatat lebih rendah jika dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Di tengah gejolak global dan pelemahan rupiah, bagaimana kondisi DPK Valas terkini?

1. DPK valas per Maret capai Rp85,28 triliun

Rupiah Merosot, DPK Valas Masih Aman?ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan DPK Valas pada Maret 2024 tercatat Rp85,28 triliun atau hanya tumbuh 0,64 persen atau terjadi perlambatan bila dibandingkan dengan periode Januari tumbuh sebesar 2,86 persen dan pada Februari sebesar 2,88 persen. 

“Namun dengan pertumbuhan 0,64 persen levelnya sekarang Rp85,28 triliun ini level tertinggi dalam sejarah, dalam 20 tahun terakhir,” kata Purbaya.

Baca Juga: Bank Indonesia: TD Valas DHE Capai 1,9 Miliar Dolar AS

2. DPK rupiah tumbuh 7,73 persen

Rupiah Merosot, DPK Valas Masih Aman?ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Purbaya menjelaskan bahwa kondisi likuiditas yang salah satunya tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) saat ini juga tercatat mengalami kenaikan. Hal ini, membuat perbankan harus mulai berhati-hati menjaga kesehatan likuiditas yang dimiliki.

Purbaya menerangkan, DPK rupiah di bank umum saat ini tumbuh sebesar 7,73 persen dan para deposan yang menyimpan dananya di bank tidak terburu-buru menukarkan uangnya ke dolar AS. 

“Artinya tidak ada switch deposan dari rupiah ke dolar. Masyarakat masih comfortable dengan keadaan ekonomi yang sekarang sehingga confidence mereka ke rupiah masih tinggi walaupun ada pelemahan sedikit,” ungkapnya.

3. Mayoritas simpanan DPK di bank umum di atas Rp5 miliar

Rupiah Merosot, DPK Valas Masih Aman?ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, ia juga melaporkan mayoritas simpanan DPK di bank umum di atas Rp5 miliar pada Maret 2024 mencapai 71,97 miliar dolar AS atau sekitar 84,4 persen dari total DPK Valas di bank umum.

“Jadi kemungkinan besar masih korporasi-korporasi besar yang mendominasi simpanan valas di perbankan kita,” pungkas Purbaya.

Apabila kondisi LDR yang tinggi menunjukkan kondisi likuiditas suatu bank semakin ketat. Sebaliknya, jika LDR tercatat dalam level yang rendah, maka singkatnya likuiditas suatu bank berada pada kondisi yang semakin longgar.

Berdasarkan data BI, Pertumbuhan kredit perbankan terus meningkat. Pada kuartal I 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 12,40 persen  (yoy) didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi. Sementara itu, sisi penawaran tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai.

Ketersediaan likuiditas perbankan tecermin pada tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 27,18 persen yang didukung oleh KLM Bank Indonesia. Untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024 di tengah pertumbuhan DPK Maret 2024 sebesar 7,44 persen (yoy). 

Baca Juga: Geledah Rumah Hanan Supangkat, KPK Sita Uang dan Valas

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya