Rupiah Perkasa Pagi Ini, Bakal Berlanjut?

Rupiah menguat pada level Rp15.147 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat ke Rp15.147 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan, Jumat (4/8/2023) pagi.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 39 poin atau 0,26 persen dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (3/8/2023) pada level Rp15.186 per dolar AS. 

1. Turunnya peringkat utang AS beri sentimen ke rupiah

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah sepanjang hari ini masih berpotensi melemah ke level Rp15.200 per dolar AS dengan support di kisaran Rp15.150 per dolar AS. 

Sentimen negatif dari pelemahan rupiah ini berasal dari rilis lembaga pemeringkat Fitch Ratings pada hari Selasa (2/8) menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) satu level menjadi AA+ dengan outlook stabil dari sebelumnya AAA. 

"Sentimen negatif pasca penurunan peringkat utang AS oleh Fitch di pasar keuangan terlihat masih belum hilang," jelasnya kepada IDN Times,  Jumat (4/8/2023). 

Baca Juga: Cara Investasi Saham Supaya Cuan, Pemula Wajib Tahu!

2. Pelaku pasar masih alihkan dananya ke aset aman

Lebih lanjut, sebagaian indeks saham Asia masih terlihat bergerak negatif pada pagi ini. Karena sebagian pelaku pasar mungkin masih mengalihkan aset ke aset yang aman. 

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja AS bulan Juli versi pemerintah yang akan dirilis malam ini.

"Sebelumnya di hari Rabu, data tenaga kerja AS versi swasta masih menunjukkan angka pertumbuhan yang positif," jelasnya. 

Menurutnya data tenaga kerja yang bagus bisa menjadi alasan untuk the Fed menaikan suku bunga acuannya lagi tahun ini karena bisa berimbas ke kenaikan inflasi. Dan ini bisa mendorong penguatan dolar AS.

3. Data tenaga kerja AS lebih baik dari perkiraan

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar mengalami penguatan dalam empat minggu terakhir terhadap mata uang lainnya. Hal ini pun masih berpotensi mendorong pelemahan rupiah.

Sentimen dari rilis data tenaga kerja oleh lembaga swasta di AS naik lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli.

"Kondisi ini mendorong dolar menguat, karena menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan. Meski begitu, imbal hasil Treasury AS yang  juga tetap tinggi karena prospek yang lebih tinggi untuk suku bunga AS," ucapnya. 

Baca Juga: BI Ungkap Progres Penerbitan Rupiah Digital

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya