Rupiah Tak Berdaya, Ditutup Melemah ke Rp15.691 per Dolar AS

Rupiah melemah hingga 92 poin

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah 92 poin atau 0,59 persen terhadap dolar AS di pasar spot.
  • Hampir seluruh mata uang di kawasan Asia melemah, termasuk ringgit Malaysia, yen Jepang, dan yuan China.

Jakarta, IDN Times - Kurs rupiah di pasar spot tidak berdaya terhadap dolar AS, malah semakin anjlok di akhir perdagangan Senin (18/3/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terdepresiasi di level Rp15.691 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah pun melemah 92 poin atau 0,59 persen dibandingkan penutupan Jumat (15/3/2024). 

1. Sejumlah mata uang di kawasan Asia kompak melemah

Adapun hingga pukul 15.00 WIB, hampir seluruh mata uang di kawasan Asia melemah. Rinciannya ringgit Malaysia turun 0,3 persen, bath Thailand terkoreksi 0,14 persen, dolar Taiwan melemah 0,13 persen. 

Sementara yen Jepang susut 0,07 persen, peso Filipina dan dolar Singapura melemah 0,04 persen, disusul India terkoreksi 0,01 persen. Sedangkan yuan China minus 0,01 persen pada perdagangan hari ini.

Adapun dolar Hongkong menguat 0,04 persen terhadap the greenback di sore ini, dan won Korea Selatan berada satu tingkat lebih baik dari rupiah setelah ditutup ambles 0,31 persen. 

2. Investor tunggu hasil rapat FOMC

Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan, laju rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS karena investor mengantisipasi berbagai keputusan menjelang pertemuan Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. 

"Data ekonomi dari China ikut menekan rupiah, walau penjual ritel dan produksi industri China lebih kuat dari perkiraan, namun tingkat pengangguran naik 0,1 persen  dibandingkan dengan harapan untuk turun 0,1 persen," tutur Lukman. 

3. Rupiah melemah karena hasil data inflasi AS naik

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, mata uang Garuda melemah sepanjang hari ini dipicu hasil data inflasi AS yang naik pada pekan lalu.

"Dengan demikian, pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.650 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp15.580 per dolar AS," ucap Ariston. 

Derdasarkan CME FedWatch Tool, data inflasi AS yang meningkat berpotensi memicu The Fed mempertahankan suku bunga acuan lebih lama.

"Terbaru tentang probabilitas pemangkasan suku bunga acuan AS menunjukkan kenaikan probabilitas bahwa suku bunga masih akan bertahan di Semester I," ujarnya. 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya