Sri Mulyani: Subsidi Turun Bukan Karena Kenaikan Harga BBM

Subsidi turun jadi Rp24,5 triliun 

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah telah merogoh kocek hingga Rp24,5 triliun, realisasi ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp32,5 triliun. 

Anggaran ini untuk keperluan subsidi BBM hingga LPG 3 kilogram (kg) per Maret 2023.Penurunan dana subsidi itu karena harga minyak dunia yang turun dan bukan karena pemerintah menaikan harga BBM saat ini.

"Kita juga membayarkan subsidi energi Rp24,5 triliun, lebih rendah dari tahun lalu. Yang memang kalau dilihat dari harga komoditas harga minyak sempat mencapai 120 dolar AS, sekarang telah di level 80 dolar AS. Makanya subsidinya mengalami penurunan, bukan karena kita menaikan, tetapi karena memang harga minyak bumi dalam hal ini mengalami penurunan," jelas Sri Mulyani konferensi pers, Senin (17/4/2023).

Baca Juga: Konsumsi BBM Subsidi Turun, Konsumen Beralih ke Non Subsidi?

1. Dana subsidi paling banyak disalurkan untuk BBM dan LPG3kg

Sri Mulyani: Subsidi Turun Bukan Karena Kenaikan Harga BBMIDN Times/Holy Kartika

Ia menjelaskan bahwa dana subsidi energi itu paling banyak disalurkan bukan ke BBM tetapi LPG 3 Kg. Dalam datanya konsumsi LPG 3 kg mencapai 6,5 persen  dari sebelumnya 1,2 juta metrik ton menjadi 1,3 juta metrik ton.

"Dan subsidi LPG ini memakan Rp13,7 triliun dalam 3 bulan saja. Ini sangat tinggi kalau dibandingkan dengan subsidi BBM dan subsidi listrik. Jadi memang masyarakat yang di dapurnya ada LPG 3 Kg itu artinya APBN hadir di dapur Anda," jelasnya.

Secara rinci dalam paparan Sri Mulyani, realisasi subsidi energi berasal dari subsidi BBM Rp800 miliar, subsidi LPG 3 kg Rp 13,7 triliun dan subsidi listrik Rp10 triliun. Konsumsi BBM naik hanya 1 persen LPG 3 kg naik 6,5 persen dan konsumsi listrik naik 2,1 persen dibandingkan tahun 2022.

 

Baca Juga: Dorong Subsidi BBM Tepat Sasaran, Pertamina Perluas Program Ini

2. Pemanfaatan BBM

Sri Mulyani: Subsidi Turun Bukan Karena Kenaikan Harga BBMMenteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sementara itu, pemanfaatan BBM sebanyak 80.300 kilo liter atau naik 0,1 persen dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 80.200 Kilo Liter.

Listrik bersubsidi tercatat dimanfaatkan 39,1 juta pelanggan atau naik 2,1 persen dari realisasi per Maret 2022 sebanyak 38,3 juta pelanggan. Kemudian LPG 3kg dimanfaatkan sebanyak 1,3 juta MT

Baca Juga: Pertamina Akan Buat Buffer Zone di Depo dan Kilang Pertamina

3. PT Pertamina tambah pasokan BBM 10-15 persen

Sri Mulyani: Subsidi Turun Bukan Karena Kenaikan Harga BBMIlustrasi pengisian BBM di SPBU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

PT Pertamina menambah pasokan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 10-15 persen untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama momen Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 Hijriah.

"Kami akan menambah pasokan karena diprediksi terjadi kenaikan konsumsi BBM sebesar 10 persen untuk bensin dari normal harian selama bulan Maret (normal harian) sebesar 1.658 kilo liter per hari," kata Executive GM Pertamina Patra
Niaga Jatimbalinus Dwi Puja Ariestya dilaporkan Antara, Sabtu (15/4/2023). 

Sedangkan untuk BBM solar terdapat penurunan konsumsi sebesar 21 persen dari normal harian 593 kilo liter per hari, dan untuk Avtur terdapat kenaikan konsumsi sebesar 5 persen dari konsumsi normal harian 52,5 kilo liter.

Pria yang akrab disapa Ari tersebut menambahkan pihaknya juga menambah jam layanan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) pada jam-jam tertentu untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat.

"Kami juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, kepolisian, TNI, perbankan, perusahaan telekomunikasi dan seluruh pihak terkait lainnya guna mengantisipasi dan menjamin kelancaran momen Idul Fitri nanti. Sehingga masyarakat NTB kami harapkan tetap mengonsumsi BBM secara wajar," ujarnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya