Tekanan Inflasi Beras Menjinak Ketimbang Oktober 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tekanan inflasi beras melandai, yakni di level 0,43 persen secara month to month (mtm). Tentu ini cukup memuaskan karena pada Oktober 2023, inflasi beras mencapai 1,72 persen (mtm).
"Kondisi ini sejalan dengan yang terjadi pada inflasi beras akhir 2022. Kala itu, pada November 2022 tekanan inflasi beras melemah dibandingkan bulan sebelumnya," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam Konferensi Pers BPS, Jumat (1/12/2023).
1. Tekanan inflasi beras menurun
Menurutnya inflasi beras mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2023, yang tercatat masih ada 87 kota. Namun, bulan lalu turun menjadi 59 kota mengalami inflasi, 21 deflasi, sedangkan 10 lainnya stabil.
"Pada November 2023, jumlah kota yang mengalami deflasi beras bertambah jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya," tutur Edy.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, inflasi beras tertinggi di tahun ini terjadi pada September dengan 5,51 persen (mtm), kemudian berangsur menurun hingga sekarang.
Baca Juga: Harga Cabai Bikin Inflasi November Capai 0,38 Persen
2. Komoditas holtikultura penyumbang inflasi
Editor’s picks
Selain beras, cabai merah mengalami inflasi sebesar 42,83 persen dengan andil 0,16 persen. Kemudian, cabai rawit juga mengalami inflasi sebesar 43,27 persen dan andilnya 0,08 persen.
Selanjutnya, ada bawang merah mengalami inflasi sebesar 11,49 persen dengan andil 0,03 persen. Sehingga secara total ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27 persen.
"Tingkat inflasi ketiga komoditas tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama di dua tahun sebelumnya," ungkap Edy.
3. Inflasi November 0,38 persen
Secara keseluruhan, inflasi November sebesar 0,38 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sementara, inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 2,86 persen.
Kemudian, terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara mtm 115,64 pada Oktober dan menjadi 116,08 di November.
"Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sebesar 1,23 persen dengan andil ke 0,32 persen terhadap inflasi umum," ujar Edy.
Baca Juga: BI Sumsel Cegah Inflasi Jelang Nataru Lewat Strategi 4K