Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Lampaui Negara Lain

Belanja pemerintah bakal digenjot di kuartal III

Jakarta, IDN Times - Laju kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal II tercatat lebih baik dibandingkan negara lain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, hal itu karena fundamental ekonomi Indonesia semakin solid dan kuat, seiring data terbaru pertumbuhan ekonomi kuartal II yang mencapai 5,17 persen (yoy).

Jumlah tersebut dinilai lebih baik dibandingkan negara lain seperti Vietnam sebesar 4,12 persen (yoy), Meksiko 3,66 persen (yoy), Amerika Serikat 2,70 persen (yoy), Taiwan 1,45 persen (yoy), Arab Saudi 1,10 persen (yoy), Korea Selatan 0,87 persen (yoy), dan Singapura 0,70 persen (yoy). 

"Dibandingkan negara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kuat dengan inflasi yang terkendali. Kita lihat inflasi kemarin di angka 3 persen itu masuk ke range APBN 3 plus minus 1 persen,” tutur Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).

Baca Juga: Inflasi Tahunan Melandai 5 Bulan Berturut-turut

1. Inflasi Juli juga lebih baik dari negara lain

Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Lampaui Negara LainIlustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Airlangga mengatakan, laju inflasi hingga Juli juga terkendali, yakni mencapai 3,08 persen (year on year) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,24 persen.

Sementara itu, tingkat inflasi bulanan sebesar 0,21 persen (month to month), dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,45 persen untuk Juli 2023.

Dalam catatannya, laju inflasi hingga Juli juga terpantau lebih baik dibandingkan dengan negara lain seperti Turki 47,83 persen (yoy), Pakistan sebesar 28,30 persen (yoy), Jerman 6,17 persen (yoy), Filipina 4,66 persen (yoy), dan Prancis 4,26 persen (yoy).

"Inflasi Indonesia hingga Juli mencapai 3,08 persen (yoy) ini menjadi salah satu yang terendah dibandingkan negara Jerman yang masih sekitar 6,17 persen atau Turki yang sedang kena hiper inflasi, yaitu 47 persen," ujarnya. 

Dengan demikian, kata dia, kebijakan makro difokuskan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan agar dapat menghadapi guncangan pada masa mendatang.

Baca Juga: Menko Airlangga: Indonesia Tidak akan Mengalami Rezim Otokratis

2. Penopang ekonomi kuartal II

Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Lampaui Negara Lainilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Airlangga mengatakan, penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini didorong oleh beberapa hal.

Mulai dari konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) 8,62 persen, konsumsi pemerintah 10,62 persen, hingga Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,63 persen

“Peningkatan aktivitas masyakat selama libur Lebaran maupun libur hari lainnya dan pembentukan modal tetap bruto cerminan aktivitas investasi serta pertumbuhan dari konsumsi pemerintah sebesar 10,62 persen,” jelasnya.

Kemudian, dari segi lapangan usaha, seluruh sektor juga mengalami pertumbuhan positif. Terutama pada sektor transportasi dan pergudangan yang ekspansif dua digit atau sebesar 15,28 persen.

Pada sektor industri, kata dia, tertinggi masih pada industri pengolahan yang kontribusinya 18,25 persen dengan pertumbuhan sebesar 4,88 persen.

Baca Juga: Indonesia Jadi Anggota OECD, Menko Airlangga Dorong ASN Lakukan Ini

3. Belanja pemerintah bakal digenjot pada kuartal III

Top! Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Lampaui Negara LainIDN Times/Arief Rahmat

Airlangga optimistis laju ekonomi periode Juli-September atau kuartal III masih akan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Kinerja ekonomi pada periode tersebut akan dioptimalkan melalui belanja pemerintah. 

Dengan begitu, ujar dia, harapannya adalah pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun dapat seusai dengan perkiraaan, yakni mencapai 5,3 persen (yoy). 

Sebagai informasi, realisasi belanja pemerintah hingga Juni baru mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41,02 persen dari pagu Rp3.061,18 triliun. Artinya, masih ada sekitar 59 persen atau sekitar Rp1.805,48 triliun yang harus dibelanjakan pemerintah pada semester II. 

"Harapannya kuartal III kita bisa tingkatkan karena salah satu pengungkitnya kuartal III adalah belanja komoditas. Kita akan pastikan belanja pemerintah kita akan coba pastikan seperti kementerian/lembaga, infrastruktur, program padat karya kita terus dorong," ucapnya.

Baca Juga: Dorong KEK Jadi Sumber Ekonomi Baru Daerah, Ini Pesan Menko Airlangga

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya