Utang Luar Negeri Q3 Susut Jadi Rp6.102 Triliun 

Utang pemerintah turun US$4,2 miliar dolar AS

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia di akhir kuartal III berada di posisi 393,7 miliar dolar AS atau Rp6.102,3 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS). 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan ULN turun dibandingkan posisi ULN akhir kuartal II yang mencapai 396,5 miliar dolar AS atau setara Rp6.145,7 triliun. 

"Penurunan posisi ULN ini terutama bersumber dari ULN sektor publik. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen  (yoy), melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,2 persen (yoy)," ucapnya Rabu (15/11/2023).

Baca Juga: Bukan China, Ini Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar untuk RI

1. ULN pemerintah tembus Rp2.918 triliun

Utang Luar Negeri Q3 Susut Jadi Rp6.102 Triliun Ilustrasi Utang (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut, posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar 188,3 miliar dolar AS atau Rp2.918 triliun. Laju ini turun dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar 192,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy).

Menurutnya penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.

"Selain itu, Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," tuturnya. 

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas. 

"Sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian global," tuturnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Akhir Agustus Tembus Rp6.203 Triliun 

2. ULN swasta kontraksi 3,8 persen (yoy)

Utang Luar Negeri Q3 Susut Jadi Rp6.102 Triliun ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, utang swasta pada akhir kuartal III 2023 tercatat sebesar 196,0 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar 194,6 miliar dolar AS.

Namun secara tahunan, ULN swasta kembali mengalami kontraksi sebesar 3,8 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada kuartal II 2023 sebesar 5,3 persen (yoy).

"Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen (yoy) dan 3,9 persen (yoy)," jelasnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta tersebar di berbagai sektor. 

  • Industri pengolahan
  • Jasa keuangan
  • Asuransi, 
  • Pengadaan listrik
  • Gas uap atau air panas dan udara dingin 
  • Pertambangan dan penggalian 

"Sektor ini memiliki pangsa mencapai 78,4 persen dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,7 persen terhadap total ULN swasta," jelasnya. 

3. Rasio ULN kuartal III capai 28,9 persen

Utang Luar Negeri Q3 Susut Jadi Rp6.102 Triliun Ilustrasi beban utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Erwin memastikan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Terlebih ULN akhir kuartal III lebih didominasi oleh ULN jangka panjang. 

"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 28,9 persen, dari 29,3 persen pada kuartal sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total ULN," ungkapnya. 

Dengan begitu, dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

"ULN akan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ucapnya. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Q2 Turun Jadi Rp6.063 Triliun 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya