Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250715_114814(1).jpg
Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Peritel akan tarik produk jika produsen tak buat surat pernyataan

  • Peritel juga tunggu instruksi dari pihak berwenang

  • Beras yang diduga dioplos masih terpajang di rak ritel

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menegaskan peritel tidak memproduksi beras, melainkan hanya menjual produk dari pemasok. Menyikapi isu beras oplosan yang ditemukan di ritel, Aprindo telah meminta seluruh pemasok atau prinsipal untuk membuat surat pernyataan beras yang dikirim merupakan jenis premium.

"Dengan adanya hal tersebut, kami minta kepada para pemasok, prinsipal, apapun penyuplai, harus buat surat pernyataan. Karena, dalam kontrak kerja kami kepada pemasok itu adalah jelas yang dibeli adalah beras jenis premium," kata dia di Kementerian Perdagangan, Kamis (17/7/2025).

1. Peritel tarik produk jika produsen tak buat surat pernyataan

Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

Menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan penarikan produk dari rak, Solihin mengatakan ritel akan menjadi pihak pertama yang menindak jika terbukti ada pelanggaran mutu. Namun, dia mengingatkan peritel tidak memiliki alat atau keahlian untuk memverifikasi langsung mutu beras, seperti menentukan tingkat patahan atau kadar air.

Oleh karena itu, surat pernyataan dari produsen menjadi dasar utama dalam proses penjualan. Dia memastikan, bila ada pemasok yang tidak memberikan surat pernyataan tersebut, produk mereka tidak akan ditampilkan atau dijual di gerai.

"Kalau ada penyuplai yang tidak membuat surat pernyataan, saya hilangkan dari display," ujar Solihin.

2. Peritel juga tunggu instruksi dari pihak berwenang

Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

Solihin juga menyampaikan pihaknya akan segera menarik produk dari pasar jika ada instruksi dari pihak yang berwenang. Sementara, inisiatif yang dilakukan pelaku usaha sebatas surat pernyataan mutu dari pemasok.

"Jadi pada saat ini ritel modern kan menjual beberapa produk. Dengan adanya hal tersebut, kami sudah sepakat untuk meminta pertanggung jawaban ya," tegasnya.

Jika nantinya ditemukan pelanggaran dan ada larangan dari otoritas terkait, maka peritel siap mengikuti arahan tersebut. Menurutnya, jika terbukti ada pelanggaran, peritel juga menjadi pihak yang dirugikan karena telah membeli beras dengan harga premium.

3. Beras yang diduga dioplos masih terpajang di rak ritel

Beras diduga oplosan di ritel modern. (IDN Times/Trio Hamdani)

IDN Times menelusuri dua gerai ritel ternama di kawasan Jakarta Timur pada Selasa (15/7/2025), setelah Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut 212 dari 268 merek beras kemasan premium tidak sesuai dengan standar mutu, berat, atau harga eceran tertinggi (HET).

Gerai ritel pertama yang penulis datangi adalah Alfamidi kawasan Cililitan, Kramat Jati. Saat memasuki bagian bahan pokok, rak beras langsung menyita perhatian.

Di antara barisan itu, ada tiga jenis beras premium yang disebut-sebut oplosan, yakni Raja Platinum dan Raja Ultima dari PT Belitang Panen Raya, serta Setra Ramos berlabel PT Food Station Tjipinang Jaya.

IDN Times lanjut ke toko kedua yang masih di kawasan Cililitan, Kramat Jati. Situasinya sama. Salah satu merek yang tercantum dalam daftar masih dijual bebas, dalam kondisi utuh dan tertata baik, yakni Sania dari Wilmar Group.

Editorial Team