IMA Dukung Hilirisasi Tambang Berkelanjutan, 2025 Smelter Operasi Full

Hilirisasi tambang diyakini meningkatkan nilai tambah

Bali, IDN Times - Indonesia Mining Association (IMA) menegaskan dukungannya terhadap program hilirisasi yang digagas pemerintah, khususnya bidang tambang. Meski sempat dipertanyakan, industri tambang kini bisa membuktikan keseriusannya mendukung kebijakan ini.

"Di awal kebijakan ini muncul, banyak yang mempertanyakan keseriusan kami soal hilirisasi ini, dianggap sekadar kebijakan. Tapi kami bisa membuktikan program berjalan baik, kini sudah ada puluhan smelter baru," kata Ketua IMA Rachmat Makkasau dalam acara Indonesia Mining Summit 2023 yang digelar IMA dan Kompas di Bali, Selasa 10 Oktober 2023. Acara dihadiri pejabat terkait dan ratusan praktisi bidang pertambangan.

Smelter-smelter ini, kata Rachmat, sebagian besar sudah dibangun dan akan beroperasi sepenuhnya di tahun 2025. Ia berharap apa yang dilakukan industri pertambangan  ini bisa membantu pemerintah membangun industri hilirisasi. Sebab dengan smelter-smelter ini, Indonesia nantinya bisa memproduksi bahan baku industri, di antaranya nikel, tembaga, besi, dan diharapkan pula produk-produk turunannya.

"Jadi ke depan kita bisa mengolah cadangan-cadangan untuk industrialisasi, sehingga memberikan nilai tambah yang sangat besar," katanya.

1. Sebanyak 50 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia

IMA Dukung Hilirisasi Tambang Berkelanjutan, 2025 Smelter Operasi FullIndonesia Mining Association (IMA) menyelenggarakan Indonesia Mining Summit pertama di Bali, Selasa 10 Oktober 2023. (IDN Times/Umi Kalsum)

Baca Juga: Pentingnya Hilirisasi SDA untuk Percepatan Transformasi Ekonomi

Rachmat lalu menegaskan tentang besarnya potensi pasar nikel dan turunannya, di dunia dan Indonesia sangat diuntungkan mengingat 50 persen cadangan dunia ada di negara ini.

Begitu juga dengan tembaga yang sangat menjanjikan. "Meski cadangan dunia yang ada di sini hanya 3-5 persen, tapi konsumsinya besar," kata dia.

Menurutnya, demand terhadap tembaga sangat tinggi dibandingkan dengan cadangan yang ada di dunia saat ini. Apalagi hingga kini belum ditemukan cadangan baru lagi. "Indonesia akan diincar, jadi industri-industri turunannya juga harus kita kembangkan," kata dia.

Wakil Ketua Komisi VII Maman Abdurahman dalam forum ini menyoroti implementasi semangat hilirisasi yang didukung 100 persen oleh industri dan pemangku kebijakan. "Jangan sampai hasilnya tidak maksimal," ujar dia.

Sebab saat ini yang menjadi pekerjaan rumah bukan sekadar memaksimalkan hasilnya saja, tetapi bagaimana membangun ekosistem untuk produk-produk turunannya yang akan memberikan nilai tambah lebih baik lagi. "Buat apa punya smelter, kalau pabrik peniti aja kita tidak punya," katanya.

2. Tak hanya nikel, sumber daya alumunium juga berlimpah

IMA Dukung Hilirisasi Tambang Berkelanjutan, 2025 Smelter Operasi FullMenteri ESDM dalam acara Indonesia Mining Association di Bali, Selasa 10 Oktober 2023. (IDN Times/Umi Kalsum)

Sementara Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, industri tambang akan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi ke depan, karena dengan kebijakan minerba terkait hilirisasi, telah terjadi peningkatan nilai ekspor sumber daya alam.

Saat ini, menurutnya, Indonesia memiliki cadangan minerba yang sangat besar. Sumber daya nikel saja saat ini mencapai 17,3 miliar ton dengan cadangan 5 miliar ton. Tahun 2022, dari hasil pengolahan, nikel menghasilkan 516,7 ribu ton ferronikel, 76 ribu ton nikel matte, dan 106,3 juta ton bijih nikel. Ke depan, Arifin berharap industri nikel bisa terus dikembangkan tiga jalur industri nikel dari smelter, yakni jalur stainless steel, powder metalurgi, dan baterai ion litium.

Tidak hanya nikel, Indonesia juga memiliki sumber daya alumunium yang besar. Saat ini sumber alumunium mencapai 6,21 miliar ton dengan cadangan 3,1 miliar ton. Tahun 2022, produksinya mencapai 31,8 juta ton. Adapun tembaga, sumber dayanya mencapai 15,8 miliar ton dengan cadangan 3 miliar ton, dan produksi yang dihasilkan di tahun 2022 mencapai 271 ribu ton copper cathode.

3. Pekerjaan rumah kini, bagaimana menurunkan emisi karbon

IMA Dukung Hilirisasi Tambang Berkelanjutan, 2025 Smelter Operasi FullMenteri ESDM Arifin Tasrif saat menandatangai MoU dengan pemerintah Kenya. (IDN Times/Uni Lubis)

Sementara sumber daya timah tercatat 7,4 miliar ton dengan cadangan 6,9 miliar ton. Produksi tahun lalu yang tercatat mencapai 56,1 ribu ton logam timah. Arifin juga membeberkan sumber daya besi yang saat ini mencapai 7,4 miliar ton dan cadangan sebanyak 1,7 miliar ton. Produksi yang tercatat di tahun lalu sebanyak 3,2 juta ton konsentrat besi.

Untuk emas dan perak, sumber daya emas tercatat 16,5 miliar ton dengan cadangan 1,9 miliar ton dan produksi tahun lalu sebanyak 105,4 ton. Untuk perak, sumber dayanya mencapai 10,6 miliar ton dengan cadangan 3,1 miliar ton dan produksi tahun 2022 sebanyak 448,9 ton.

Tantangan ke depan terkait hilirisasi ini, menurut Arifin, bagaimana industri minerba bisa menghasilkan produk-produk bahan baku, termasuk turunannya, yang rendah emisi. "Ini harus jadi pemikiran bersama, mengalihkan dari yang heavy emission ke low emission dan lalu zero emission," katanya.

Sekadar diketahui, sejak Undang-Undang Minerba 2009 dan kemudian diperkuat oleh UU No.3 tahun 2020, pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan pengolahan dan pemurnian/pembangunan smelter.

Baca Juga: Hilirisasi SDA Berkelanjutan, Warisan Bagi Generasi Masa Depan

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya