Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan dalam penyaluran kredit skema buy now pay later (BNPL) atau paylater oleh perbankan. Per Maret 2025, nilai kredit BNPL dari bank mencapai Rp22,78 triliun. Penyaluran kredit melalui paylater ini naik tipis dibanding bulan sebelumnya yang sebsar Rp21,98 triliun. 

“Pada Maret 2025 baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan), tumbuh sebesar 32,18 persen year-on-year (secara tahunan), atau Februari sebelumnya tercatat 36,60 persen year-on-year,” papar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, Sabtu (10/5/2025). 

1. Jumlah rekening pengguna tembus 24,56 juta akun

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Dalam peningkatan tersebut, ia mencatat bahwa jumlah rekening pengguna menembus angka 24,56 juta akun. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Februari 2025, yang mencatat 23,66 juta rekening.

Paylater adalah sistem pembayaran yang memungkinkan seseorang membeli barang atau jasa dan membayarnya di kemudian hari, bukan saat transaksi dilakukan. Skema paylater mirip dengan kredit atau cicilan, tetapi biasanya tidak memerlukan kartu kredit atau proses pengajuan yang rumit.

2. Pinjaman paylater disalurkan melalui perusahaan pembiayaan tumbuh 39,3 persen

Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, di sektor perusahaan pembiayaan, kinerja BNPL juga menunjukkan tren positif. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), Agusman, pinjaman BNPL yang disalurkan perusahaan pembiayaan mencapai Rp8,22 triliun pada Maret 2025.

Angka ini, menurutnya, tumbuh 39,3 persen secara tahunan (YoY), meskipun mengalami penurunan dibandingkan Februari 2025 yang sempat mencatat pertumbuhan sebesar 59,1 persen YoY.

“Kualitas kredit membaik, dengan rasio kredit bermasalah (NPF) turun dari 3,68 persen menjadi 3,48 persen,” kata Agusman dalam kesempatan yang sama.

3. Outstanding pembiayaan fintech capai Rp80,02 triliun

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, sektor fintech peer-to-peer (P2P) lending juga mencatat peningkatan pembiayaan.

Outstanding pembiayaan fintech P2P lending mencapai Rp80,02 triliun pada Maret 2025, stabil dari bulan sebelumnya sebesar Rp80,07 triliun, namun tumbuh signifikan dari Rp62,17 triliun pada Maret 2024. Pertumbuhan tahunan di sektor ini mencapai 28,72 persen. 

Adapun tingkat wanprestasi atau TWP 90 tercatat di angka 2,77 persen, membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,78 persen. 

Editorial Team