Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RI

Sentimen negatif pasar pemicunya

Jakarta, IDN Times - Serangan rudal Iran ke Israel pada Sabtu, (13/1/2024) lalu menggemparkan dunia. Serangan itu dinilai bisa memicu aliran modal keluar (capital outflow) di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Guru Besar FEB Universitas Indonesia (UI) sekaligus eks Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan arus dana asing berpotensi keluar dari Indonesia akibat eskalasi konflik di Timur Tengah.

“Harapan kita kan sebenarnya dari neraca arus modal, terutama dari inflow. Tapi yang pasti akan terjadi outflow,” kata Bambang dalam acara Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI oleh Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter x IDN Times, Senin (15/4/2024).

Lalu, apa itu capital outflow?

Baca Juga: Tren Aliran Modal Asing Keluar Berlanjut hingga Rp1,36 T

1. Pengertian capital outflow

Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RIIlustrasi dolar Amerika Serikat. (Pexels/Pixabay)

Dikutip dari jurnal Universitas Sebelas Maret, Rabu (17/4/2024), capital outflow adalah keluarnya dana dalam bentuk investasi dari suatu negara. Biasanya arus modal keluar disebabkan oleh ketidakpastian dan situasi politik di dalam negeri ataupun di luar negeri.

Dilansir dari situs HSB Trading, arus modal sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Penyebab capital outflow

Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RIberbagai macam nominal Rupiah Indonesia (pexels.com/WonderfulBali)

Dikutip dari situs OCBC, berikut penyebab terjadinya capital outflow:

1. Ketidakstabilan ekonomi

2. Ketidakstabilan politik

3. Lonjakan tarif pajak

4. Depresiasi nilai tukar.

Baca Juga: Begini Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Pasar Modal dan IHSG

3. Pelaku pasar berlari ke aset dengan risikolebih rendah

Apa Itu Arus Modal Keluar? Dampak Serangan Iran ke Israel bagi RIilustrasi dolar AS (Pixabay.com/geralt)

Bambang mengatakan, eskalasi meningkat di Timur Tengah akan melahirkan sentimen negatif. Dia memprediksi para investor akan menarik dana dari instrumen berisiko, seperti rupiah. Pelaku pasar akan memilih instrumen dengan risiko yang lebih rendah alias safe haven.

“Ditambah Iran-Israel ini seperti biasa investor akan safe haven, akan mencari tempat yang paling aman. Tempat yang paling aman itu selalu dua, satu dolar AS, mata uang, satu lagi USD Bond, treasury bond,” tutur Bambang.

Baca Juga: Aliran Modal Asing Keluar Rp6,68 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya