Bahan Bakar Hidrogen Disebut Lebih Murah tapi Mobilnya Mahal?

Pertamina bangun SPBH di Jakarta Barat

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) akan segera memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) tahun ini. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar akan lebih efisien dalam biaya, alias lebih hemat ketimbang bahan bakar minyak (BBM).

“Dari hasil studi kita dan apa yang sudah diimplementasikan di Jepang, sekali nge-charge itu adalah untuk 780-800 km, sekali nge-charge tiga menit. Kalau kita bandingkan dengan fuel ini hanya 1/3 biaya fuel-nya dalam bentuk hydrogen, jadi lebih efisien,” kata Nicke usai menghadiri groundbreaking SPBH di Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga: Pertamina Bangun Stasiun Bahan Bakar Hidrogen, Cuma buat Mobil

1. Harga mobilnya nyaris dekati Toyota Alphard

Bahan Bakar Hidrogen Disebut Lebih Murah tapi Mobilnya Mahal?Mobil berbahan bakar hidrogen Toyota Mirai generasi pertama. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, harga mobil berbasis hidrogren, yakni Toyota Mirai berada di kisaran Rp1,1 miliar. Harganya tak jauh berbeda dengan Toyota Alphard yang di kisaran Rp1,6 miliar.

Namun, dia mengatakan, penggunaannya lebih hemat karena menggunakan bahan bakar hidrogen.

“Makanya saya bilang apalagi kalau Pertamina, nanti semua mobil dinas. Bayangin kamu pakai Toyota Alphard, itu baru Rp1,6 miliar. Beli mobil hidrogen, di bawah itu. Ini kan bagian membangun ekosistem,” ucap Ahok.

“Sekali lagi hitung-hitungan orang, bensin segala macam, bisa lebih murah,” sambung Ahok.

Baca Juga: Mempersiapkan Hidrogen Hijau, Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan

2. Penggunaan hidrogen lebih hemat ketimbang Pertamax

Bahan Bakar Hidrogen Disebut Lebih Murah tapi Mobilnya Mahal?Miniatur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) Pertamina di Daan Mogot, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dalam kesempatan yang sama, President of Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), Eniya Listiani Dewi mengatakan, dari perhitungan yang dilakukan, penggunaan hidrogen lebih hemat biaya ketimbang bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax.

Di SPBH Pertamina nantinya akan menggunakan grey hydrogen. Penggunaan grey hydrogen sendiri diperkirakan memakan biaya sekitar Rp277-Rp300 per km. Sementara itu, penggunaan Pertamax memakan biaya Rp1.380 per km. Namun, sekali pengisian hidrogen memang untuk kapasitas besar, alias sekali mengisi, bisa langsung penuh.

“Pertamina ini running dengan harga yang lebih murah duluan, karena menggunakan grey hydrogen tapi emisi yang berjalan akan turun,” kata Eniya.

Adapun untuk harga grey hydrogen di SPBH Pertamina sendiri belum rilis. Namun, Eniya memperkirakan harganya 1/3 di bawah harga green hydrogen.

Harga green hydrogen sendiri paling murah diperkirakan sebesar 6 dolar Amerika Serikat (AS) per kg, atau sekitar Rp93.522 per kg (kurs Rp15.587 per dolar AS).

3. Ahok mau direksi Pertamina pakai mobil berbahan bakar hidrogen

Bahan Bakar Hidrogen Disebut Lebih Murah tapi Mobilnya Mahal?Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Ahok mengatakan, selama ini, sebagian besar direksi menggunakan Toyota Alphard. Dengan usia pemakaian yang sudah lima tahun, dia berharap selanjutnya kendaraan dinas direksi bisa diganti ke mobil berbasis hidrogen.

“Kebetulan ini sudah lima tahun semua. Kan biasanya perusahaan 4-5 tahun, kan kita sewa, mobil itu sewa, sewa dari perusahaan, anak perusahaan Pertamina. Makanya kalau sewa, yang barunya kita mau sewa yang (bahan bakarnya) hidrogen dong. Lebih murah hidrogen,” tutur Ahok.

Baca Juga: Mengarifi Hidrogen Hijau, Manifestasi untuk Emisi Bersih Dalam Negeri

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya