Cair! Pertemuan Jokowi-Biden Hasilkan Investasi Rp398 Triliun

Investasi itu untuk sejumlah kerja sama bisnis Indonesia-AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo membawa sejumlah kesepakatan bisnis setelah menemui Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden di Gedung Putih, Washington D.C pada 13 November 2023 lalu.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan kesepakatan bisnis yang dihasilkan nilainya mencapai 25,85 miliar dolar AS, atau setara Rp398 triliun (kurs Rp15.424 per dolar AS).

“Dari sisi bisnis, telah disepakti kerja sama bisnis senilai 25,85 miliar dolar AS,” kata Retno dalam pernyataan resminya yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden yang dikutip Minggu, (19/11/2023).

Baca Juga: ExxonMobil Bakal Tanam Duit Rp232 Triliun di Indonesia

1. Rincian kerja sama senilai Rp398 triliun

Cair! Pertemuan Jokowi-Biden Hasilkan Investasi Rp398 TriliunIlustrasi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) milik PT. PLN (dok. PLN)

Lebih lanjut, kerja sama senilai ratusan triliun rupiah itu dituangkan dalam investasi pembangunan carbon capture storage (CCS) dan kilang petrokimia, pengolahan nikel untuk baterai EV, dan pembangunan modul, serta panel surya.

Adapun dari sisi kerja sama antar-pemerintah atau government to government (G to G), dituangkan dalam enam dokumen kerja sama Indonesia dengan AS.

“Dari kunjungan ini, telah disepakati enam dokumen kerja sama G to G, termasuk kesepakan pembentukan comprehensive strategic partnership, kerja sama di bidang kesehatan, ESDM, maritim, dan kebudayaan,” tutur Retno.

Baca Juga: HIPMI Minta Jokowi Bukakan Jalan ke Atase Perdagangan

2. Exxon suntik dana di pembangunan CCS dan kilang petrokimia

Cair! Pertemuan Jokowi-Biden Hasilkan Investasi Rp398 TriliunIlustrasi ExxonMobil (Exxonmobil.com)

Adapun kerja sama pembangunan kilang petrokimia dan CCS dilakukan dengan ExxonMobil Corporation. Exxon akan berinvestasi senilai 15 miliar dolar AS atau setara Rp232 triliun.

Lebih rinci, dana investasi tersebut akan digunakan untuk pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) melalui pembangunan kilang petrokimia hijau dan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon (Carbon Capture Storage/CCS) untuk mendukung percepatan menuju netralitas karbon.

Nantinya, fasilitas CCS itu akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dan komplek petrokimia tercanggih di dunia.

3. Indonesia bakal jadi pemasok utama bahan baku bateral kendaraan listrik ke AS

Cair! Pertemuan Jokowi-Biden Hasilkan Investasi Rp398 TriliunPenambangan bijih nikel PT Ceria Nugraha Indotama di Blok Lapaolap, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. (dok. Ceria)

Selain itu, dari pertemuan dengan Biden, Jokwi meraih kesepakatan bahwa AS akan meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi comprehensive strategic partnership atau CSP dengan Indonesia.

Retno mengatakan, CSP Indonesia dengan AS akan menjadi pondasi kuat untuk penguatan kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi.

“Kedua, secara prinsip disepakati pentingnya penguatan kerja sama mineral kritis. Untuk itu akan dibentuk rencana kerja atau work plan menuju pembentukan Critical Minerals Agreement  atau CMA,” ucap Retno.

Dari CMA itu, Indonesia akan menjadi pemasok utama kebutuhan bateral kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) untuk AS.

“Jika CMA sudah dimiliki, maka Indonesia akan menjadi pemasok kebutuhan baterai EV di AS secara berkesinambungan untuk jangka panjang,” ucap Retno.

Baca Juga: Jokowi Minta Investasi Asing Direm untuk Proyek IKN

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya