Gempar Serangan Iran ke Israel, Anggaran Subsidi BBM Bakal Bengkak?

Pemerintah jamin harga BBM subsidi tak naik sampai Juni

Jakarta, IDN Times - Pemerintah mengantisipasi dampak serangan Iran ke Israel terhadap perekonomian Indonesia, salah satunya terhadap harga minyak dunia. Ada potensi harga minyak dunia melambung akibat eskalasi konflik di Timur Tengah itu.

Situasi yang dilematis, karena pemerintah juga harus mengambil keputusan strategis salah satunya adalah kenaikan harga BBM. Kebijakan tersebut biasanya ditolak masyarakat. Dilemanya, jika harga BBM tak naik, dikhawatirkan anggaran subsidi BBM membengkak.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dunia, dan juga meninjau ulang anggaran subsidi BBM.

"Pertama, tentu terkait kenaikan subsidi kami monitor di harga minyak berapa. Dan kami terus melakukan exercise, dan menjaga agar resources yang ada bisa dimanfaatkan," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

1. Kondisi geopolitik antara Iran dan Israel berperan penting pada pergerakan harga minyak dunia

Airlangga mengatakan, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta Israel dan Palestina tak berdampak besar pada harga BBM. Namun, ketegangan antara Iran dengan Israel bisa berdampak besar pada harga minyak dunia dan BBM, karena letak geografis Iran dekat dengan Selat Hormuz yang merupakan jalur satu-satunya untuk pengiriman minyak keluar dari Teluk Persia.

"Kalau yang ini berpengaruh karena ini Selat Hormuz. Itu menjadi sangat penting dan critical," ujar Airlangga.

Baca Juga: China Bisa Maklumi Serangan Balasan Iran ke Israel

2. Pemerintah tak mau merespons secara berlebihan

Saat ini, pemerintah memastikan harga BBM subsidi tak akan naik hingga Juni 2024. Terkait anggaran subsidi, pemerintah belum menetapkan keputusan besar, karena pemerintah tak mau memberi respons berlebihan atas konflik Iran dengan Israel.

"Tentu, kami melihat berbagai skenario. Tetapi, saat sekarang kami monitor situasi dulu. Kami tidak boleh overreacting," ujar Airlangga.

3. Subsidi BBM harus dipastikan tepat sasaran

Airlangga mengatakan, di tengah kondisi ini, pemerintah harus memastikan lagi subsidi yang disalurkan melalui BBM bisa diterima oleh masyarakat yang berhak, alias tepat sasaran.

"Dan, tentunya subsidi tepat sasaran menjadi catatan bagi pemerintah," ujar Airlangga.

Baca Juga: Pemerintah Sebut Indonesia Tak Impor Minyak dari Iran

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya