Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!

Ira Noviarti Presdir perempuan kedua di sejarah Unilever

Jakarta, IDN Times - Memasuki tahun ketiga sebagai Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Ira Noviarti membeberkan faktor yang membawanya mencapai titik kesuksesannya saat ini.

Ira Noviarti didapuk menjadi Presdir Unilever pada 25 November 2020 lalu. Ira adalah perempuan kedua yang menduduki kursi pemimpin di perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) kelas dunia itu.

Di awal kariernya di Unilever, Ira mengaku tak membayangkan dirinya menduduki kursi Presiden Direktur. Namun, dirinya memang tertarik dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinan atau leadership.

"Awalnya untuk membantu orang-orang terdekat saya, dan setelah memasuki dunia pekerjaan, berkembang menjadi leading untuk memajukan bisnis dan orang-orang yang ada di dalamnya," kata Ira kepada IDN Times yang dikutip Jumat, (25/8/2023).

Kesuksesannya itu bukanlah hal yang instan. Sebagai seorang anak yang lahir di keluarga besar, istri, dan juga ibu, dia mengatakan dirinya selalu mempersiapkan strategi dan perencanaan dalam bekerja. Tak lupa juga tekad dan ketangguhan untuk bisa memberikan hasil yang terbaik.

"Kadang saya berpikir bahwa berbagai tantangan yang saya hadapi sejak muda, seperti misalnya cobaan perekonomian keluarga dan tugas untuk membesarkan adik-adik saya, adalah blessing in disguise," tutur Ira.

Sejak kecil, Ira juga selalu diajarkan nilai-nilai kehidupan dari sang ayah, yang sangat berpengaruh besar bagi perjalanan kariernya. Selengkapnya, berikut wawancara IDN Times dengan Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti.

Baca Juga: Ada Ancaman Hiperinflasi, Harga Produk Unilever Ikut Naik? 

Apakah Anda pernah bermimpi atau membayangkan posisi sebagai Presdir di Unilever?

Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!Gedung Unilever Indonesia. (Dok. Unilever)

Di awal karier, belum terpikir bahwa suatu saat saya akan menjabat sebagai Presiden Direktur. Saya selalu fokus untuk memberikan yang terbaik untuk tugas, tantangan dan tanggung jawab yang ada di depan mata.

Namun memang sejak dulu saya selalu tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan leadership. Awalnya untuk membantu orang-orang terdekat saya, dan setelah memasuki dunia pekerjaan, berkembang menjadi leading untuk memajukan bisnis dan orang-orang yang ada di dalamnya.

Alhamdulillah, saya bekerja di Unilever Indonesia; perusahaan yang selalu menyediakan peluang bagi seluruh karyawannya agar mereka dapat berkembang. Setelah mendapatkan pembelajaran dari para mentor dan leaders saya terdahulu, banyak hal baru dan pengalaman yang semakin mempertajam purpose saya untuk meng-unlock potensi dari orang-orang di sekitar saya semaksimal mungkin. Ternyata ini adalah sesuatu yang bukan hanya enjoyable, namun juga fulfilling bagi saya.

Akhirnya hal inilah yang lebih memotivasi saya untuk menjadi seorang leader, karena saya ingin memberikan dampak yang semakin besar terutama untuk unlock potensi dari talenta maupun bisnis Unilever Indonesia agar selalu menjadi yang terdepan.

Kini saya punya harapan besar untuk bisa memberikan kontribusi pada kesuksesan jangka panjang Unilever Indonesia, “rumah” dimana saya telah memulai karier saya 28 tahun yang lalu.

Hal apa yang paling banyak dikorbankan untuk bisa mencapai posisi ini?

Saya melihat kerja keras dan dedikasi saya, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi, bukan sebagai sebuah pengorbanan.

In my humble opinion, kita perlu mengubah mindset dalam bekerja. We should not count our sacrifices, but rather count our contributions and blessings. Karena tentunya posisi saya seperti sekarang bukan hanya hasil dari dari kerja keras saya sendiri, tetapi berkat dukungan kuat dari keluarga di rumah dan tim di kantor. Sebaliknya, dalam posisi saya ini, saya juga dapat memberikan dukungan bagi keberhasilan keluarga saya dan tim.

Penting untuk membangun support system yang kuat agar saya bisa memberikan yang terbaik bagi semua. Contoh, waktu saya sedang di rumah, saya yakin bahwa urusan kantor terus berjalan dengan baik dan sesuai rencana karena saya memiliki tim yang mumpuni. Sebaliknya saat saya sedang di kantor, saya yakin bahwa semua urusan rumah berjalan dengan lancar karena saya memiliki support system yang luar biasa termasuk suami, anak, orang tua, atau ART dapat selalu saya andalkan.

Aspek paling besar apa dalam diri yang membawa Anda menjadi Presiden Direktur Unilever Indonesia?

Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!Ira Noviarti, Chair of B20 WiBAC and President Director of Unilever Indonesia presenting the final Policy & Action Recommendation to the B20 Summit 2022. (dok. Unilever Indonesia)

Tekad dan ketangguhan. Saya bersyukur bahwa, sepanjang yang saya ingat, saya selalu memiliki tekad yang kuat.

Sebagai orang yang terbiasa strategize dan planning, sudah otomatis saya selalu menentukan langkah/tujuan selanjutnya. Begitu clarity tersebut sudah saya temukan, dengan sendirinya saya akan memvisualisasikan tujuan tersebut dan maju dengan tekad baja, berupaya keras sampai ke sana.  

Tekad dan ketangguhan itu seperti muscle, harus dilatih terus supaya makin hari makin kuat. Kadang saya berpikir bahwa berbagai tantangan yang saya hadapi sejak muda, seperti misalnya cobaan perekonomian keluarga dan tugas untuk membesarkan adik-adik saya, adalah blessing in disguise. Menghadapi tantangan-tantangan tersebutlah yang jadi kesempatan bagi saya untuk belajar melatih otot tekad dan ketangguhan saya, sehingga saya bisa sedikit demi sedikit terus berkembang hingga saat ini.

Sebagai perempuan yang lahir dari keluarga besar, apa kebiasaan dari keluarga dan menjadi fondasi dalam bekerja?

Pertama, percaya bahwa hidup ini penuh kesempatan buat semua, terlepas dari apapun gender kita. Saya dibesarkan oleh seorang Ayah yang tidak pernah membedakan kesempatan yang ada di luar sana untuk anak-anaknya berdasarkan gender. Beliau mengajarkan bahwa kesempatan di masa depan itu terbuka luas untuk perempuan dan laki-laki. Ayah saya memiliki cita-cita yang sama besarnya bagi kami semua, bahkan kadang rasanya beliau memberikan dorongan yang lebih besar untuk anak-anak perempuannya.

Kedua, learn it all, jangan pernah berhenti belajar. Sesusah apa pun kondisi kami, orang tua saya memastikan bahwa anak-anaknya selesai sekolah. Lebih dari sekedar meraih gelar dan sertifikat, nilai yang kami pegang teguh adalah bahwa kita harus selalu belajar, dan mencari cara untuk terus menjadi diri kita dalam versi yang lebih baik lagi. Setiap kali saya berhasil ‘menaklukkan’ sesuatu, orang tua saya akan dengan bangga memberi selamat dan memberi semangat untuk menentukan peak baru buat ditaklukkan. Tidak ada kata cukup untuk belajar.

Ketiga, pengalaman melatih muscles tekad dan ketangguhan yang saya singgung di pertanyaan sebelumnya menjaga saya tetap menapak di bumi. Semakin sering menghadapi tantangan, semakin juga kita diingatkan bahwa bahwa upaya sendiri saja tidak cukup. Ada faktor penting lainnya yang juga jadi penentu keberhasilan kita, yaitu bantuan dan dukungan orang-orang di sekeliling kita.

Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas keluarga, mentor-mentor, dan tim saya, karena dukungan merekalah saya bisa sampai di sini. Kesadaran ini mendorong saya untuk juga memainkan peran serupa bagi orang lain, mendukung serta mendorong mereka melatih tekad dan ketangguhan dalam mewujudkan visi masing-masing.

Baca Juga: Unilever Tegaskan Komitmen ED&I untuk Dorong Masa Depan Setara

Bagaimana caranya agar sikap assertive dan decisive bisa dilihat sebagai kualitas yang baik dalam diri seorang pemimpin? Ada pendapat bahwa sikap tegas dilihat lebih menyeramkan jika ada dalam diri pemimpin perempuan dibandingkan pemimpin laki-laki?

Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!CEO Unilever, Ira Noviarti dalam #NgobrolSeru "Perempuan Memimpin Saat Pandemik COVID-19" pada Rabu (23/6/2021). (IDN Times/Athif Aiman)

Ada pendapat bahwa sikap tegas dilihat lebih menyeramkan jika ada dalam diri pemimpin perempuan dibandingkan pemimpin laki-laki?

Pandangan ini adalah bias yang harus kita ubah. Tidak perlu terlalu terobsesi fokus pada apa yang dipikirkan orang lain, karena performance speak louder than words. Pesan saya untuk para pemimpin perempuan di manapun mereka berada adalah fokuskan energi pada hal-hal yang mampu kita kendalikan, yaitu usaha dan hasil pencapaian yang bisa kita raih.

Bagi para leader yang mungkin sebenarnya sudah paham tentang bias ini, coba untuk menyanggah stigma ini melalui interaksi dengan tim sehari-hari. Jadi ketika kita melihat adanya sikap asertif, tegas, atau kualitas positif lainnya di dalam tim, apakah itu berasal dari anggota tim perempuan ataupun laki-laki, puji dan dorong kualitas tersebut untuk terus berkembang.

Sebaliknya, ketika kita menyaksikan bias tersebut terjadi, jangan diam saja. Sebagai pemimpin kita harus aktif berupaya untuk me-reframe dan menghilangkan bias tersebut. Karena semakin banyak pimpinan yang asertif dan tegas, semakin menguntungkan pula bagi sebuah organisasi.

Saat lebih banyak orang berada di dalam frekuensi yang sama, maka tidak butuh waktu lama bagi kita untuk mengubah dunia menjadi lebih beragam dan inklusif, sejalan dengan visi Unilever Indonesia. Jadi, jangan sampai ketinggalan, dan mulailah membuat perubahan dari sekarang.

Sebelum menjadi pemimpin, apakah Anda pernah merasa ada perbedaan ketika bekerja dengan pemimpin perempuan atau laki-laki?

Kenyamanan dalam bekerja tidak ada hubungannya dengan gender. Setiap orang punya pengalaman, latar belakang, pendapat yang berbeda dan beragam, dan saya menghargai itu.

Saya justru senang dan cenderung curious jika bertemu dengan pemimpin atau tim yang memiliki pendapat yang berbeda. Saya akan terus bertanya asal-usul pemikiran mereka, apa yang membuat mereka memiliki pendapat tersebut, dan apakah mereka memiliki pengalaman atau pengetahuan yang berbeda dari saya, yang patut saya pelajari juga.

Dengan ini, saya jadi bisa memahami dan belajar perspektif baru dari mata orang lain. Selalu ada sesuatu yang bisa saya pelajari dari setiap orang. Pembelajaran yang saya dapatkan dari berbagai opini dapat memperkuat solusi atau keputusan yang kami ambil bersama.

Jadi, semakin beragam representasi individu yang saya temui, semakin kaya pula perjalanan saya untuk terus belajar.

Bagaimana Anda menilai generasi millennials dan Z yang saat ini mendominasi angkatan kerja? Adakah cara tersendiri yang harus diterapkan dalam menghadapi pegawai dari generasi millennials dan gen Z yang dikenal dengan ide-ide uniknya?

Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!UNILEVER x IDN Times: Every U Does Good: The Power of Brand and People with Purpose. (Youtube.com/IDN Times)

Adakah cara tersendiri yang harus diterapkan dalam menghadapi pegawai dari generasi millennials dan gen Z yang dikenal dengan ide-ide uniknya?

Selain dari gen Z yang ada di dalam tim Unilever Indonesia, saya juga banyak belajar mengenai generasi ini dari anak-anak saya. Beberapa hal menarik hasil observasi saya adalah:

  • Definisi konvensional mengenai loyalty pada institusi tertentu adalah konsep yang tidak relevan lagi bagi Gen Z. Mereka memiliki definisi sendiri mengenai loyalty dalam berkarier. Bagi mereka, loyalty bukan kepada institusi tempat mereka bekerja, namun pada passion mereka. Dengan demikian, sebagai organisasi kita harus betul-betul memahami dan terus memberikan kesempatan bagi para Gen Z untuk berkontribusi melalui passion mereka tersebut pada kesuksesan perusahaan.
  • Demikian pula dengan konsep hierarki, sudah tidak lagi relevan bagi Gen Z. Pada level apapun mereka, penting bagi Gen Z bahwa masukan mereka didengar dan dipertimbangkan, meskipun kadang berseberangan dengan pendapat para leaders. Sebagai leaders, kita akan bisa mendapatkan kontribusi dari maksimal dari para Gen Z ini dengan cara betul-betul mendengarkan dan memastikan mereka tahu bahwa masukan mereka menjadi bagian dari pertimbangan, meskipun keputusan yang diambil mungkin berbeda.
  • Gen Z sangat menghargai transparansi, baik sebagai konsumen maupun sebagai profesional. Sebagai konsumen mereka ingin mendapat informasi yang jelas bahwa produk yang mereka beli mengandung bahan-bahan terbaik dan diproduksi dengan baik juga. Sebagai profesional, mereka menghargai open conversation mengenai ekspektasi, kekuatan dan areas to improve, kesempatan, dan tantangan. Sebagai perusahaan dan leader kita harus disiplin dalam memberikan kejelasan bukan hanya mengenai ekpektasi dan target, namun juga mengenai konteks.

Saya sendiri selalu mencoba mengadakan sesi obrolan 1-on-1 setiap beberapa minggu bersama mentee dan tim untuk mengetahui kemajuan dan perjalanan mereka, dan banyak dari mereka adalah generasi millennial dan Z.

Bagaimana Anda mempersiapkan Unilever Indonesia dalam menghadapi tantangan berat di 2023 dengan ramalan krisis pangan dsb yang diproyeksi Menkeu?

Intip Rahasia Kesuksesan Presdir Unilever Ira Noviarti, Inspiratif!Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Ira Noviarti. (dok. Unilever)

Kami memahami bahwa inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen. Hal ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa kuartal ke depan. Konsumen beradaptasi terhadap kenaikan inflasi dengan menyesuaikan anggaran belanja rumah tangga dan memprioritaskan kebutuhan mereka, di mana dalam beberapa kasus dapat mempengaruhi pilihan merek produk.

Di sisi lain, adanya disrupsi dalam e-commerce di mana pengurangan promosi dan kenaikan biaya platform juga berdampak pada perilaku konsumen. Persaingan yang ketat dalam sektor e-commerce menyebabkan banyak pemain untuk merampingkan operasional mereka.

Namun, saya percaya bahwa Indonesia tetap memiliki potensi dan peluang yang besar. Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia dan aktivitas belanja konsumen diperkirakan akan terus meningkat. Kami melihat populasi segmen kelas menengah atas terus berkembang, meningkatkan daya beli dan kualitas yang lebih tinggi. Konsumen di segmen ini akan mencari lebih banyak personalisasi dan manfaat di luar keterjangkauan.

Terlepas dari tantangan-tantangan berat di 2023, kami memiliki optimisme terhadap pasar FMCG Indonesia secara jangka panjang. Untuk itu kami selalu tangkas menghadapi setiap perubahan, tetap mendekatkan diri dengan konsumen agar mampu memahami pergeseran kebutuhan mereka dan menjawabnya dengan solusi yang diberikan oleh brand-brand kami.

Kami siap dengan strategi yang terarah untuk membangun bisnis yang lebih sehat di masa. depan dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Unilever Indonesia tetap konsisten dan berkomitmen untuk terus memperkuat daya saing melalui eksekusi lima strategic priorities kami.

Pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama.Kedua, Memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan value segment. Ketiga, membangun execution powerhouse untuk memperkuat kepemimpinan di channel utama. Keempat, penerapan e-everything di semua lini bisnis. Dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam agenda keberlanjutan. 

Kami telah beroperasi di Indonesia selama 90 tahun dengan talenta dan teknologi terbaik, expertise tingkat global, dan rantai pasokan kelas dunia. Dengan rendah hati, kami tetap optimis untuk dapat terus bertumbuh bersama Indonesia selama berabad-abad mendatang.

Baca Juga: Mimpi Bos Unilever Indonesia, Hapus Stigma Perempuan di Dunia Kerja

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya