Jokowi Prediksi Tekor APBN Tahun Ini Cuma 2,49 Persen 

Jauh lebih rendah dari perkiraan pemerintah

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memprediksi defisit APBN hingga akhir 2022 hanya di angka 2,49 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Prediksi itu jauh lebih rendah dari angka yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden nomor 98 tahun 2022 yakni sebesar 4,5 persen.

"Kalau ada yang bertanya lagi, Pak ini defisit kita akan jatuh di angka berapa sih di 2022? Hitungan terakhir kita 2,49 persen, turun drastis dari saat pandemik," kata Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Baca Juga: APBN Defisit Rp237,7 Triliun di Pertengahan Desember

1. Perekonomian Indonesia dinilai terus pulih

Jokowi Prediksi Tekor APBN Tahun Ini Cuma 2,49 Persen ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Jokowi, perekonomian Indonesia memang sudah menunjukkan pemulihan. Mulai dari kinerja neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, sampai angka pertumbuhan ekonomi.

Hal itu disebabkan oleh mesin-mesin perekonomian dalam negeri yang terus bekerja selama pandemik COVID-19. Misalnya seperti pada 2021, di mana terjadi penyebaran kasus COVID-19 varian Delta yang mematikan, pemerintah tetap memberi izin industri untuk beroperasi.

"Perlu saya ingatkan mengenai gempuran adanya pandemik. Saat Delta masuk, kasus harian kita mencapai 56 ribu kasus. Saat itu saya ingat, hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk lockdown.Termasuk masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain sekarang ini," tutur Jokowi.

Baca Juga: Jokowi: APBN 2023 Difokuskan untuk 6 Hal

2. Defisit APBN bakal lebih rendah karena penerimaan negara melonjak

Jokowi Prediksi Tekor APBN Tahun Ini Cuma 2,49 Persen ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam acara itu juga, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN di 2022 akan jauh lebih rendah dari perkiraan. Hal itu disebabkan oleh penerimaan negara yang melonjak.

"APBN tadi Bapak Presiden telah menyampaikan sebetulnya akhir tahun tadi disampaikan defisit di 2,49 persen. Kalau kita lihat APBN kita itu di desain dengan defisit 4,5 persen. Jadi ini 2 persen jauh lebih rendah, adjustment yang makin menguat, itu luar biasa untuk perekonomian," tutur Sri Mulyani.

Dia mengatakan, lonjakan penerimaan negara disebabkan oleh lonjakan nilai ekspor komoditas karena harga komoditas dunia naik. Lalu, ada juga sumbangan penerimaan negara dari industri yang telah berhasil menciptakan nilai tambah.

"Tentunya ada faktor komoditas yang tadi disampaikan. Tapi juga karena ada transformasi ekonomi yang menyebabkan ekonomi kita menciptakan nilai tambah lebih banyak. Itu menjadi sumber penerimaan negara yang cukup signifikan. Umpamanya Bapak Presiden sering mengatakan di Morowali yang banyak mendapatkan fasilitas fiskal, seperti tax holiday, namun kita mendapat penerimaan negara lebih dari Rp14 triliun dari pajak, bea keluar, dan lain-lain," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: APBN 2023 Jokowi Fokus ke Inflasi, Pengamat: Problemnya Ego Sektoral

3. Defisit APBN hingga awal Desember sebesar 1,22 persen

Jokowi Prediksi Tekor APBN Tahun Ini Cuma 2,49 Persen Ilustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Per 14 Desember 2022, Kementerian Keuangan mencatat angka defisit APBN sebesar 1,22 persen dari PDB, atau sebesar Rp237,7 triliun.

Defisit APBN per 14 Desember 2022 jauh lebih kecil dibandingkan yang diproyeksikan dalam Perpres nomor 98 tahun 2022 yang sebesar Rp840,2 triliun.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya