Kasasi Greylag Cs Ditolak, Bos Garuda Indonesia Buka Suara

Garuda Indonesia lanjutkan restrukturisasi

Jakarta, IDN Times - Permohonan kasasi dua lessor sekaligus kreditur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yakni Greylag Entities  ditolak. Kasasi itu diajukan terhadap Putusan Permohonan Pembatalan Perdamaian atau Homologasi yang telah putuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada pertengahan tahun 2022 lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, keputusan tersebut makin memperkuat landasan hukum perbaikan kinerja perusahaan.

“Garuda Indonesia saat ini fokus pada langkah optimalisasi kinerja termasuk melalui peningkatan pangsa pasar serta pendapatan usaha, perbaikan posisi ekuitas hingga pemenuhan kewajiban usaha terhadap para kreditur sesuai dengan kesepakatan perjanjian perdamaian PKPU,” kata Irfan dikutip dari keterangan resmi, Kamis (1/2/2024).

Baca Juga: Garuda Indonesia Bayar Sebagian Utang, Ini Sisanya

1. Garuda Indonesia dapat kelonggaran pengetatan di BEI

Kasasi Greylag Cs Ditolak, Bos Garuda Indonesia Buka SuaraIlustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dengan ditolaknya permohonan kasasi Greylag Entities tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga melepaskan salah satu kriteria pada “Efek Pemantauan Khusus” serta dihapuskannya Notasi Khusus “B” pada kode perusahaan tercatat.

Pencabutan kriteria dan penghapusan notasi tersebut, sesuai langkah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi Greylag Entities melalui Putusan No. 1294 K/Pdt.Sus-Pailit/2023 dan No. 1296 K/Pdt.Sus-Pailit/2023. Dengan demikian, putusan kasasi tersebut telah berkekuatan hukum tetap.

"Kami optimistis pemenuhan pencabutan kriteria Efek Pemantauan Khusus tersebut dapat secara bertahap kami penuhi selaras dengan outlook kinerja usaha yang kedepankan kami proyeksikan akan terus tumbuh positif,” kata Irfan.

2. Pendapatan Garuda tumbuh 48 persen

Kasasi Greylag Cs Ditolak, Bos Garuda Indonesia Buka SuaraDirektur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sampai dengan Kuartal III-2023, Garuda Indonesia membukukan total pendapatan 2,23 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tumbuh 48 persen dari periode yang sama pada tahun 2022 yang sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga kuartal III-2023 tersebut turut dikontribusikan oleh Pendapatan usaha perseroan yang dihasilkan dari peningkatan penerbangan berjadwal sebesar 49,02 persen year-on-year (yoy) menjadi 1,72 miliar dolar AS.

Kemudian, penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan sebesar 274,25 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya mencapai 234,91 juta dolar AS.

Baca Juga: Anggota DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia Kemahalan

3. Garuda angkut 14 juta penumpang selama tiga kuartal

Kasasi Greylag Cs Ditolak, Bos Garuda Indonesia Buka SuaraPesawat kargo Garuda Indonesia untuk rute Makassar-Singapura (Dok. Garuda Indonesia)

Selain itu, hingga kuartal III-2023 grup Garuda Indonesia mengangkut sebanyak 14,28 juta penumpang, tumbuh 36,05 persen dibandingkan capaian angkutan penumpang pada periode yang sama di tahun sebelumnya.  

Garuda Indonesia sebagai main brand juga mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 55,48 persen menjadi 5,76 juta penumpang.

Angka tersebut terdiri dari 4,58 juta penumpang domestik, dan 1,18 juta penumpang internasional yang masing-masing tumbuh 41,44 persen dan 153,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Dengan indikator kinerja keuangan yang semakin membaik, utamanya melalui pertumbuhan pendapatan, kedepannya outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus tumbuh positif secara konsisten,” ucap Irfan.

Baca Juga: Garuda Indonesia Pastikan Sudah Mulai Bayar Utang ke AirNav Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya