Konflik Geopolitik Memanas, BUMN Pertahanan Dapat Cuan?

DEFEND ID berpeluang dapat kontrak tambahan

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir membeberkan dampak eskalasi konflik geopolitik di sejumlah negara pada BUMN yang bergerak di sektor pertahanan, yakni Holding DEFEND ID. Adapun konflik geopolitik masih berlangsung antara Rusia dengan Ukraina, Israel dengan Palestina, dan baru-baru ini Iran dengan Israel.

Erick mengatakan, di tengah eskalasi konflik geopolitik, BUMN DEFEND ID yang terdiri dari PT LEN Industri (Persero), PT Dahana, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia berpotensi meraih kontrak tambahan.

“Pasti DEFEND ID akan mendapat peningkatan daripada kontrak kerja. Apakah itu di maintenance? Apakah itu di pengadaan? Nah tetapi izin, detilnya mesti dicek ke Pak Bobby (Dirut PT LEN, induk holding DEFEND ID,” kata Erick kepada awak media di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2024).

1. Asal-usul peluang kontrak kerja tambahan DEFEND ID

Konflik Geopolitik Memanas, BUMN Pertahanan Dapat Cuan?Menteri BUMN, Erick Thohir. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Adapun potensi kontrak kerja tambahan untuk DEFEND ID itu salah satunya dari pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari pemerintah. Misalnya seperti pembelian dua kapal perang Pattugliatore Polivante d’Altura (PPA) Paolo Thaon di Revel class oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan), yang nilainya lebih dari Rp20 triliun.

Peluang itu datang, dikarenakan pemerintah mendorong peningkatan keterlibatan industri dalam negeri melalui tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam hal pertahanan, terutama dalam pengadaan alutsista.

“Selama daripada alokasi anggarannya ini sesuai dengan yang direncanakan, apalagi dengan policy TKDN ini, kalau TKDN policy besar kita ya, bukan policy hanya satu kementerian,” ucap Erick.

Baca Juga: Erick: Saya Minta BUMN Optimalkan Pembelian Dolar, Bukan Borong 

2. PT LEN kerja sama dengan perusahaan pertahanan Prancis

Konflik Geopolitik Memanas, BUMN Pertahanan Dapat Cuan?Kantor pusat Kementerian BUMN. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dalam kesempatan itu, Erick juga menyinggung PT LEN yang baru saja meneken kerja sama dengan perusahaan multinasional Prancis di bidang kedirgantaraan, pertahanan, keamanan, dan transportasi, Thales Group.

Kerja samanya mencakup transfer teknologi, perawatan, dan sebagainya.

“Saya baru dapet laporan juga kan, Thales itu sign agreement sama LEN untuk transfer teknologi, dan juga perawatan maintenance, macam-macam,” ucap Erick.

3. Anggaran pertahanan dunia diprediksi melonjak lagi tahun ini

Konflik Geopolitik Memanas, BUMN Pertahanan Dapat Cuan?ilustrasi tank (Twitter.com/Bundeswehr im Einsatz)

Dilansir AlJazeera, para 2023 lalu, anggaran pertahanan dunia melonjak 9 persen menjadi 2,2 triliun dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih dari Rp35.600 triliun (kurs Rp16.218 per dolar AS).

Anggaran pertahanan dunia diprediksi melonjak lagi tahun ini dengan adanya perang Israel di Gaza, konflik antara Rusia dan Ukraina yang belum juga selesai, dan meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.

Institute for Strategic Studies (IISS) melaporkan, kegelisahan di Samudra Arktik juga meningkat dengan adanya kekhawatiran Korea Utara mengembangkan senjata nuklir, dan bangkitnya rezim militer di wilayah Sahel di Afrika.

IISS menyoroti negara-negara non-anggota aliansi NATO telah meningkatkan belanja militer sebesar 32 persen sejak Rusia menginvasi Semenanjung Krimea di Ukraina pada tahun 2014.

Sepuluh anggota NATO juga disebut membelanjakan 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan, naik dari hanya dua anggota pada tahun 2014. Menurut angka IISS, 19 NATO anggota meningkatkan belanja tahun lalu.

Laporan itu juga menyebutkan belanja pertahanan melonjak akibat ketegangan di Asia ketika negara-negara mempersenjatai diri mereka untuk melakukan pencegahan.

Baca Juga: Erick Thohir Minta BUMN Buka Mata Saat Iran-Israel Memanas 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya