Mimpi Bos Unilever Indonesia, Hapus Stigma Perempuan di Dunia Kerja

Ira Noviarti bertekad hapus stigma soal working women

Jakarta, IDN Times - Tak sedikit stigma terkait perempuan di dunia kerja yang masih mewarnai kehidupan sehari-hari. Stigma kerap muncul saat seorang pekerja perempuan menghadapi tantangan di dunia kerja, hingga menjadi pemimpin di sebuah divisi atau perusahaan.

Ketika seorang perempuan menjadi pemimpin di sebuah perusahaan, pertanyaan-pertanyaan terkait prosesnya meraih posisi tersebut, bagaimana cara membagi waktu dengan keluarga, dan sebagainya masih menjadi pertanyaan favorit.

Menurut Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Ira Noviarti, stigma dan bias terkait posisi perempuan di dunia kerja harus dihilangkan.

"Pandangan ini adalah bias yang harus kita ubah. Tidak perlu terlalu terobsesi fokus pada apa yang dipikirkan orang lain, karena performance speak louder than words," kata Ira kepada IDN Times yang dikutip Jumat (25/8/2023).

1. Tak mau fokus pada hal yang negatif

Mimpi Bos Unilever Indonesia, Hapus Stigma Perempuan di Dunia KerjaPresiden Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Sanjiv Mehta (kiri), dan Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Ira Noviarti (kanan). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebagai contoh kasus di atas, ketika ada seorang pemimpin laki-laki yang tegas, pemimpin tersebut dinilai sesuai pandangan awal, yakni seseorang yang tegas. Namun, perempuan kerap dilihat menyeramkan, pemarah, dan sebagainya ketika menjadi seorang pemimpin yang tegas.

Menurut Ira, bias seperti ini harus dihilangkan, salah satunya melalui peran pemimpin di suatu divisi atau perusahaan.

"Bagi para leader yang mungkin sebenarnya sudah paham tentang bias ini, coba untuk menyanggah stigma ini melalui interaksi dengan tim sehari-hari. Jadi ketika kita melihat adanya sikap asertif, tegas, atau kualitas positif lainnya di dalam tim, apakah itu berasal dari anggota tim perempuan ataupun laki-laki, puji dan dorong kualitas tersebut untuk terus berkembang," ujar Ira.

Di sisi lain, dia juga mengatakan kuncinya untuk tetap bisa maju di tengah gempuran bias itu adalah memfokuskan energi pada pekerjaan, sehingga memberikan hasil yang terbaik.

"Fokuskan energi pada hal-hal yang mampu kita kendalikan, yaitu usaha dan hasil pencapaian yang bisa kita raih," ujar Ira.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Guru Muda Tegar Ristianto yang Mengabdi di Biak Papua

2. Melihat kerja keras sebagai kontribusi, bukan pengorbanan

Mimpi Bos Unilever Indonesia, Hapus Stigma Perempuan di Dunia KerjaCEO Unilever, Ira Noviarti dalam #NgobrolSeru "Perempuan Memimpin Saat Pandemik COVID-19" pada Rabu (23/6/2021). (IDN Times/Athif Aiman)

Selain stigma terkait cara kerja perempuan di dunia kerja, Ira juga menekankan bahwa setelah mendapatkan posisi sebagai pemimpin, yang dihitung bukanlah pengorbanannya, apalagi dirinya adalah perempuan sekaligus istri dan ibu.

Dia mengatakan, setiap kerja keras yang telah diberikan dianggap sebagai kontribusi dan juga berkah, bukan pengorbanan.

"Tentunya posisi saya seperti sekarang bukan hanya hasil dari dari kerja keras saya sendiri, tetapi berkat dukungan kuat dari keluarga di rumah dan tim di kantor," tutur Ira.

Meski begitu, tanpa melawan kodrat sebagai perempuan, dia mengaku masih ada banyak tantangan menjadi seorang pemimpin. Ira mengatakan, tantangan-tantangan itu bisa dilaluinya dengan dukungan berbagai pihak, terutama dari keluarga.

"Waktu saya sedang di rumah, saya yakin bahwa urusan kantor terus berjalan dengan baik dan sesuai rencana karena saya memiliki tim yang mumpuni. Sebaliknya saat saya sedang di kantor, saya yakin bahwa semua urusan rumah berjalan dengan lancar karena saya memiliki support system yang luar biasa termasuk suami, anak, orang tua, atau ART dapat selalu saya andalkan," tutur Ira.

3. Sejak kecil diajarkan bahwa gender bukanlah pembatas

Mimpi Bos Unilever Indonesia, Hapus Stigma Perempuan di Dunia KerjaChair of B20, Shinta Kamdani dan Chair of B20 Women in Business Action Council, Ira Noviarti (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sikap Ira ternyata diperolehnya dari didikan sejak kecil. Ira mengatakan, ayahnya membesarkan dirinya dengan memberi kesempatan tanpa membedakan gender. Ayahnya mengajarkan bahwa kesempatan di masa depan itu terbuka luas untuk perempuan dan laki-laki.

"Ayah saya memiliki cita-cita yang sama besarnya bagi kami semua, bahkan kadang rasanya beliau memberikan dorongan yang lebih besar untuk anak-anak perempuannya," ucap Ira.

Di posisinya saat ini, Ira berharap dirinya bisa menjalankan tujuannya dengan baik, yakni membuka potensi dari orang-orang di sekitarnya, baik perempuan maupun laki-laki, semaksimal mungkin.

"Ternyata ini adalah sesuatu yang bukan hanya enjoyable, namun juga fulfilling bagi saya," ujar Ira.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Perempuan Tulang Punggung Kesejahteraan Bangsa

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya