Pabrik Baterai EV China Suntik Rp6,5 Triliun ke Indonesia

CBL resmi investasi di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dari China, yakni China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL) resmi berinvestasi di Indonesia.

CBL telah menandatangani kontrak investasi, dengan penyuntikan dana sebesar 420 juta dolar AS atau sekitar Rp6,5 triliun (kurs Rp15.480 per dolar AS).

“Sebenarnya sudah tanda tangan, itu kira-kira 420 juta dolar angkanya. Jadi walaupun harga nikel agak turun, akhirnya di-seal juga,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/12/2023).

1. Bakal resmi diumumkan pada 28 Desember

Pabrik Baterai EV China Suntik Rp6,5 Triliun ke Indonesiailustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun kesepakatan antara Indonesia dengan CBL akan resmi diumumkan pada 28 Desember 2023.

“Ini salah satu kemajuan, breakthrough juga. Di announce tanggal 28 atau sebelumnya,” ucap Luhut.

Baca Juga: Toyota Rilis Ultra Fast Charging Mobil Listrik di DIY dan Aceh

2. Melalui proses panjang

Pabrik Baterai EV China Suntik Rp6,5 Triliun ke IndonesiaIlustrasi MoU. (IDN Times/Aditya Pratama)

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan Indonesia harus melalui proses panjang sampai akhirnya mendapatkan kontrak investasi dari CBL.

“Deal-nya sudah kita kerjakan dari tahun lalu. Lama juga, saya ingat MoU-nya di sign April 2022, akhirnya mencapai  kesepakatan. This will be breakthrough end to end investment untuk baterai. Nanti tugas kami untuk bikin teknologi satu lagi. Jadi itu supaya kita punya dulu,” ucap Rahmat.

3. China sempat kekeh tekan harga

Pabrik Baterai EV China Suntik Rp6,5 Triliun ke IndonesiaIlustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kembali ke Luhut, dia mengatakan China sempat berupaya keras agar kesepakatannya bisa diteken dengan nilai yang rendah. Untungnya, saat ini Indonesia memperoleh nilai yang sesuai.

“Saya ingat betul waktu negosiasi awal dulu itu  kita mau di-squeeze saja itu, mau di-squeeze sama mereka supaya harganya semurah-murah mungkin. Tapi mereka bisa negosiasi itu,” ucap Luhut.

Sebagai informasi, CBL adalah cucu usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL). Nantinya, CBL akan bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk proyek sel baterai, dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dari sisi hulu pertambangan hingga pengolahan nikel.

CBL dan Antam telah menyepakati perjanjian kerangka kerja pada April 2022 lalu. Adapun bentuk kerja samanya meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, bahan baterai EV, pembuatan baterai EV, dan daur ulang baterai.

Baca Juga: 5 Cara Merawat Mobil Listrik Agar Tetap Optimal 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya