Penduduk Miskin di Indonesia Naik Jadi 26,36 Juta Orang 

Naik 200 ribu orang dibandingkan Maret 2022

Jakarta, IDN Times - Jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2022 mencapai 26,36 juta orang, naik 200 ribu orang dibandingkan Maret 2022.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengatakan, kondisi kemiskinan di Indonesia pada September 2022 mencerminkan kondisi perekonomian masyarakat yang belum pulih seperti sebelum pandemik COVID-19.

"Seperti tenaga kerja, belum sepenuhnya angkatan kerja mampu terserap di pasar kerja akibat pandemik 2 tahun terakhir," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (16/1/2023).

Baca Juga: Garis Kemiskinan RI Naik 5,95 Persen, Tertinggi dalam 9 Tahun!

1. Garis kemiskinan naik akibat kenaikan harga BBM

Adapun kenaikan jumlah penduduk miskin disebabkan oleh kenaikan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah alat ukur ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan dasar makanan.

Jika garis kemiskinan naik, maka akan berpengaruh pada jumlah penduduk miskin. Sebab, akan lebih banyak penduduk dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan, sehingga tergolong menjadi penduduk miskin.

Pada September 2022, garis kemiskinan di Indonesia naik hingga 5,95 persen. Adapun garis kemiskinan dalam rupiah pada September 2022 sebesar Rp535.547 per kapita per bulan, lebih tinggi dari Maret 2022 yang sebesar Rp505.469. Angka itu merupakan kenaikan yang tertinggi dalam 9 tahun terakhir, tepatnya sejak September 2022.

Adapun penyebab utama kenaikan garis kemiskinan ialah kenaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu. Kenaikan harga BBM menyebabkan harga komoditas yang paling banyak dikonsumsi penduduk miskin naik, misalnya seperti beras, tepung terigu, cabai, gula, Pertalite, gas LPG 3 kilogram (kg), dan sebagainya.

"Kalau pendapatan masyarakat naiknya tidak setinggi kenaikan garis kemiskinan, maka penduduk tadi tidak bisa keluar dari kemiskinan. Atau sebaliknya, jika kelompok rumah tangga tertentu pendapatannya di bawah garis kemiskinan, maka dia akan jatuh miskin," ucap Margo.

Baca Juga: 2023 Khofifah-Emil Fokus Entaskan Kemiskinan

2. Persentase penduduk miskin naik tipis

BPS juga melaporkan, persentase penduduk miskin naik 0,03 persen poin menjadi 9,57 persen dibandingkan Maret 2022.

Meski begitu, jika dibandingkan September 2021, persentase penduduk miskin mengalami penurunan 0,14 persen poin.

Adapun persentase penduduk miskin di perdesaan juga naik 0,07 persen poin pada September 2022, menjadi 12,36 persen. Persentase penduduk miskin di perkotaan juga naik, yakni sebesar 0,03 persen poin, menjadi 7,53 persen pada September 2022.

Baca Juga: BPS: Inflasi Indonesia Sepanjang 2022 Capai 5,51 Persen

3. Faktor yang melatarbelakangi kondisi kemiskinan pada September 2022

BPS melaporkan, ada sejumlah faktor selain kenaikan harga BBM yang berpengaruh besar pada tingkat kemiskinan di periode Maret-September 2022.

Faktor selain kenaikan harga BBM ialah tingkat inflasi tahunan yang mencapai 5,95 persen pada September 2022. Kemudian, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada kuartal III-2022, jika dibandingkan kuartal I-2022.

Lalu, upah buruh tani harian turun 1,99 persen dari Rp51.447 ke Rp52.494 pada September terhadap Maret 2022. Pada kuartal III-2022, konsumsi rumah tangga melambat, turun 0,12 poin persen jika dibandingkan kuartal II-2022.

"Sepanjang September 2022 terjadi PHK di sektor padat karya seperti industri tekstil, alat kaki, dan perusahaan teknologi," tutur Margo.

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya