Perang Rusia-Ukraina Lanjut, Harga Emas dan Minyak Mentah Terus Naik

Harga sejumlah komoditas sudah naik

Jakarta, IDN Times - Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga berakhir. Kondisi ini telah mengerek harga sejumlah komoditas seperti emas dan juga minyak mentah. Harga kedua komoditas itu pun diprediksi akan terus naik.

"Perang bisa lama, dan tidak sesuai dengan prediksi Putin. Karena prediksi lima hari Kiev bisa dikuasai," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi kepada awak media, Senin (28/2/2022).

Baca Juga: Deretan Sanksi Dunia untuk Rusia akibat Menginvasi Ukraina

1. Harga emas diprediksi sentuh US$1.930 per toz

Perang Rusia-Ukraina Lanjut, Harga Emas dan Minyak Mentah Terus Naikilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Ibrahim memprediksi, harga emas dunia bisa menyentuh level 1.930 dolar AS per troy ounce (toz). Adapun prediksi pergerakan harga emas dunia pada dolar AS 1.880 per toz sampai 2.150 dolar AS per toz.

Berdasarkan data RTI, harga emas di pasar spot hingga pukul 17.10 WIB sore ini menyentuh level 1.901,3 dolar AS per toz. Jika dibandingkan pembukaan perdagangan yang berada pada level 1.889,05 dolar AS per toz, maka harga emas sore ini sudah melonjak 0,65 persen.

Baca Juga: Darurat! Rusia Naikkan Suku Bunga Acuan Dobel Jadi 20 Persen

2. Harga minyak dunia diprediksi sentuh US$99 per barel

Perang Rusia-Ukraina Lanjut, Harga Emas dan Minyak Mentah Terus NaikIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Tak hanya itu, Ibrahim juga memprediksi harga minyak mentah WTI juga akan terus naik di tengah perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.

"Minyak WTI dari 90 dolar AS per barel ke 99 dolar AS per barel. (Prediksi batas bawah dan batas atas) minyak WTI 85 sampai 115 dolar AS per barel," ucap Ibrahim.

Baca Juga: Duh, Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Ganggu Impor Gandum ke RI! 

3. Kenaikan harga minyak dunia bebani APBN

Perang Rusia-Ukraina Lanjut, Harga Emas dan Minyak Mentah Terus NaikIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Kenaikan harga minyak dunia turut mengerek harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Per Kamis, (24/2) lalu, harga ICP menyentuh 95,45 dolar AS per barel. tercatat sebesar US$95,45/barel.

Kenaikan ICP itu menyebabkan harga keekonomian BBM meningkat sehingga menambah beban subsidi BBM dan elpiji serta kompensasi BBM dalam APBN. Setiap kenaikan 1 dolar AS per barel, berdampak pada kenaikan subsidi elpiji sekitar Rp1,47 triliun, subsidi minyak tanah sekitar Rp49 miliar, dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp2,65 triliun.

"Beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti, Pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan LPG," ucap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan resmi.

Naiknya harga BBM karena kenaikan ICP juga berdampak pada sektor lainnya khususnya transportasi dan industri yang mengkonsumsi BBM nonsubsidi.

"Tren kenaikan harga minyak dunia, mengerek harga keekonomian BBM," tutur Agung.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya