Peternak Menanti Uluran Tangan Pemerintah Atasi Dampak Wabah PMK

Peternak merugi akibat wabah PMK

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro meminta pemerintah memberikan bantuan dana kepada para peternak yang merugi akibat penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sebab, banyak peternak yang terpaksa memotong sapi-sapinya karena terjangkit PMK.

"Perlu ada semacam tanggap darurat untuk penanganan sapi yang sudah terinfeksi ini mau diapakan? Jadi ini perlu penanganan. Kalau di Inggris kan dimusnahkan, kemudian diganti rugi oleh pemerintah. Tetapi saya tidak yakin di sini," kata Nanang kepada IDN Times, Senin (16/5/2022).

Baca Juga: Gawat, Wabah PMK Serang Ternak Sapi di 13 Provinsi! 

1. Bantuan bisa kurangi beban peternak yang terdampak wabah PMK

Peternak Menanti Uluran Tangan Pemerintah Atasi Dampak Wabah PMKPenanganan hewan ternak sapi di sejumlah daerah di Jatim. dok. Humas Pemprov Jatim.

Meski tak mungkin ada bantuan ganti rugi penuh, PPSKI berharap setidaknya ada bantuan dana dari pemerintah untuk peternak yang hewan ternaknya terinfeksi PMK.

"Paling tidak ada, pemerintah kan maunya kalau terinfeksi di-lockdown. Tetapi kalau ada yang harus dipotong paksa mau bagaimana? Ini yang perlu ada petunjuk teknis maupun dari pemerintah ada semacam bantuan kerugian," tutur Nanang.

Baca Juga: Antisipasi Wabah PMK, Pengiriman Hewan Ternak ke Banten Diperketat

2. Kerugian peternak sangat besar dari penyebaran wabah PMK

Peternak Menanti Uluran Tangan Pemerintah Atasi Dampak Wabah PMKKondisi mulut sapi di Boyolali yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Nanang membeberkan, meski angka kematian ternak akibat wabah PMK hanya 1-5 persen, namun peternak tetap merugi. Akibat wabah tersebut, peternak tak bisa mendistribusikan sapi dari daerah-daerah yang sudah terjangkit PMK.

"Angka kerugian terbesar adalah dari terhentinya transportasi sapi. Kan kita tidak bisa melalulintaskan ternak yang kita pelihara," ujar dia.

Selain itu, berat badan sapi-sapi yang telah digemukkan menyusut akibat sapi tak bisa makan.

"Kerugian yang lainnya adalah susutnya berat badan sapi yang sudah digemukkan karena PMK menyerang mulut khususnya membuat sapi tidak bisa makan. Menyerang kaki membuat sapi tidak nyaman, menahan rasa sakit yang otomatis akan membuat sapi tidak mau makan, kemudian kondisi sapi lemah, susut, kemungkinan ada infeksi sekunder. Ini yang menyebabkan penyakit lain juga nimbrung," ucap Nanang.

Tak hanya itu, meskipun daging dari sapi yang terinfeksi tetap bisa dikonsumsi dengan syarat tertentu, namun nilainya akan sangat jatuh.

"Nilainya sudah tidak optimal lagi," ujar Nanang.

Baca Juga: Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi 

3. Pasokan sapi untuk Idul Adha akan menurun drastis

Peternak Menanti Uluran Tangan Pemerintah Atasi Dampak Wabah PMKSeekor sapi di Boyolali mengeluarkan liur aiba kena penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Nanang juga menyinggung soal kebutuhan sapi untuk Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada Sabtu, (9/7/2022) mendatang. Dikarenakan sapi hanya boleh didistribusikan dari daerah yang bebas PMK dan ke daerah yang bebas PMK, maka pasokan sapi untuk Idul Adha tahun ini akan menurun drastis.

"Jadi ketentuan dari karantina, sapi hanya boleh dilalulintaskan dari daerah bebas ke daerah bebas. Tanpa melewati daerah wabah. Jadi otomatis pasokan ke pasar, khususnya Jabodetabek saya prediksikan akan menurun sangat signifikan," tutur Nanang.

Hal itu pun diprediksi akan menyebabkan kenaikan harga sapi untuk Idul Adha. "Sehingga berpotensi harganya naik. Ya nanti secara otomatis sapi hanya datang dari daerah-daerah bebas (PMK)," kata Nanang.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya