Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang Ditargetkan Beroperasi 2024
Intinya Sih...
- Kementerian Perhubungan menargetkan Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang beroperasi tahun ini, mundur dari target awal 2024.
- Pembangunan akses stasiun ke jalan tol diawasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang bisa beroperasi tahun ini.
Awalnya, stasiun tersebut ditargetkan beroperasi pada awal 2024, namun mundur karena masih menunggu aksesnya tersambung ke jalan tol.
“Harusnya 2024 ini selesai, (target operasi) tahun ini,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
1. Kementerian PUPR yang bertanggung jawab dalam pembangunan akses stasiun ke jalan tol
Risal mengatakan, pembangunan akses Stasiun Kereta Cepat Karawang ke jalan yol itu berada di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Itu PUPR yang bangun dengan Jasa Marga, dengan tol,” ucap Risal.
Editor’s picks
Baca Juga: Cara Bayar Tiket Kereta Whoosh via BCA, Mudah Loh
2. Pemerintah utamakan pengoperasian rute Jakarta-Bandung
Terpisah, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, sejak awal pemerintah memang mengutamakan Kereta Cepat Whoosh melayani rute Jakarta-Bandung. Oleh sebab itu, sejak diresmikan pada 2 Oktober 2023 hingga saat ini, Kereta Cepat Whoosh baru melayani rute Halim-Padalarang, dan Halim-Tegalluar (pp).
“Kan kalau hari ini memang kita fokus bahwa Jakarta-Bandung itu tetap menjadi prioritas kan, di mana ada tempat pemberhentian di dua titik,” tutur Erick kepada awak media di kantor Kementerian BUMN.
3. Pemerintah lihat permintaan masyarakat
Erick mengatakan, pemerintah ingin mendorong pemakaian Kereta Cepat Whoosh untuk rute yang tersedia saat ini. Jika permintaannya makin tinggi, maka Stasiun Karawang akan dioperasikan.
“Nah ketika masyarakat sudah mulai terbiasa, baru kita tambahkan juga jalur-jalur tambahan. Karena kan sama, kayak jalan tol sendiri, ketika kita buka akses A ke titik Z, bukan berarti yang H gak kita buka, bertahap, sesuai dengan traffic yang terjadi,” tutur Erick.