Swasta Diajak Ikut Bangun Layanan Angkutan Penyeberangan Perintis

Pemerintah perlu beri tambahan insentif

Jakarta, IDN Times - Layanan angkutan penyeberangan rute perintis yang berada di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) mengalami pertumbuhan pesat dalam lima tahun terakhir.

Data menunjukkan, layanan angkutan penyeberangan rute perintis untuk trip tumbuh rata-rata sebesar 11,17 persen per tahun, kendaraan roda 4 campuran 11,37 persen, dan barang (ton) 19,78 persen.

Data tersebut menunjukkan, makin banyak permintaan untuk layanan angkutan penyeberangan perintis.

Baca Juga: Tarif Baru 53 Lintasan Penyeberangan, Berlaku Hari Ini

1. Pemerintah diminta tambah insentif buat menambah layanan angkutan penyeberangan perintis

Swasta Diajak Ikut Bangun Layanan Angkutan Penyeberangan PerintisKapal Ferry dan kapal tradisional hendak bersandar di Pelabuhan Samosir (Dok.IDN Times/Istimewa)

Saat ini, terdapat 357 lintas angkutan penyeberangan, di mana 83 lintas merupakan angkutan komersial, dan 274 lintas angkutan penyeberangan perintis. Rute-rute tersebut dilayani 427 kapal, yang terbagi atas 321 kapal komersial, dan 107 kapal perintis. Kapal milik swasta 5 persen, BUMN 37 persen, dan sisanya BUMD 5 persen.

Untuk meningkatkan layanan angkutan perintis, menurut pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan perlunya kontribusi pelaku swasta.

"Sesungguhnya, swasta dapat juga untuk ikut berpartisipasi melayani lintas angkutan penyeberangan perintis ini," kata Djoko dikutip dari keterangan resmi, Jumat (10/3/2023).

Meski begitu, ada kriteria kriteria untuk lintas angkutan penyeberangan perintis, seperti belum tersedia layanan yang tetap dan teratur; secara komersial belum menguntungkan; tingkat pendapatan penduduk masih rendah; dan faktor muat rata rata per tahun kurang dari 60 persen.

Maka dari itu, untuk menggaet swasta, perlu ada tawaran insentif dari pemerintah.

"Tetap ada insentif yang dapat diberikan pada pihak swasta untuk lebih banyak ikut serta dalam pengoperasian angkutan penyeberangan perintis," ujar Djoko.

Baca Juga: ASDP Ungkap Alasan Truk ODOL Dilarang Naik Kapal Penyeberangan

2. Subsidi angkutan penyeberangan perintis tembus Rp583 miliar tahun ini

Swasta Diajak Ikut Bangun Layanan Angkutan Penyeberangan PerintisKapal Perintis PT PELNI (dok. PELNI)

Penyelenggaraan angkutan penyeberangan perintis selama ini turut dipasok subsidi dari pemerintah. Pada 2019, jumlah lintasan 229 dilayani 88 kapal dengan anggaran subsidi Rp477,95 miliar. Pada 2020, jumlah lintasan 253 dilayani 96 kapal dengan anggaran subsidi Rp500 miliar.

Lalu, pada 2021 jumlah lintasan 276 dilayani 100 kapal dengan anggaran subsidi Rp487,068 miliar. Pada 2022 jumlah lintasan 289 dilayani 106 kapal dengan anggaran subsidi Rp448,587 miliar. Untuk 2023, jumlah lintasan 274 dilayani 107 kapal dengan anggaran subsidi Rp583,083 miliar.

Baca Juga: PT ASDP Buka Lowongan Pekerjaan, Lulusan D3 Boleh Ngelamar!

3. BUMN perbanyak layanan angkutan penyeberangan perintis

Swasta Diajak Ikut Bangun Layanan Angkutan Penyeberangan PerintisLayanan angkutan penyeberangan perintis PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). (dok. ASDP)

Adapun saat ini BUMN seperti PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) turut terjun dalam memberikan angkutan penyeberangan perintis.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin mengatakan eksistensi layanan ASDP khususnya di Kawasan Timur Indonesia menjadi primadona termasuk di daerah 3TP yang tidak terjangkau akses darat maupun udara.

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak pulau-pulau yang terhubung dengan perairan hingga ke wilayah 3T. Karenanya, kehadiran ASDP sangat dinantikan. Konektivitas antarwilayah membuat mobilitas masyarakat dan logistik dapat semakin cepat dan mudah, sehingga menjadi penopang peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat," ujar Shelvy.

Pada awal tahun ini, ASDP melaksanakan pelayaran perdana Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Arwana pada lintas Maccini Baji-Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada Februari lalu, ASDP juga mengoperasikan pelayaran perdana KMP Bahtera Nusantara 03 pada lintas Tanjung Uban-Tambelan-Sintete. Lintas perintis tersebut merupakan rute antarprovinsi yang menghubungkan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Keberadaan KMP Bahtera Nusantara 03 tersebut melengkapi operasional KMP Bahtera Nusantara 01, yang melayani lintasan Tanjung Uban-Matak, Matak-Midai, Midai-Natuna, Natuna-Subi, Subi-Serasan, dan Serasan-Sintete. Lintasan tersebut menjangkau wilayah terpencil di ujung utara NKRI.

Selain itu, layanan angkutan penyeberangan oleh KMP Bahtera Nusantara 03 juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah serta mengurangi disparitas harga bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat khususnya di Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Saat ini ASDP melayani segmen layanan perintis sebesar 70 persen dan, segmen komersial sebesar 30 persen. Total armada yang dioperasikan sebanyak 222 unit kapal yang melayani 311 lintasan dengan rincian segmen komersial sebanyak 131 unit kapal (59 persen), yang melayani 89 lintasan (28,6 persen) dan segmen perintis sebanyak 91 unit kapal (41 persen) yang melayani 222 lintasan (71,4 persen).

Lintasan perintis dengan porsi 71,4 persen itu menyumbang 20 persen pendapatan dan lintasan komersial dengan porsi 28,6 persen, memberikan kontribusi pendapatan sebesar 80 persen.

"Dengan adanya layanan kapal perintis tersebut maka disparitas harga antara kota-kota di Pulau Jawa dengan Indonesia bagian timur dapat semakin ditekan dengan maksimal," ujar Shelvy.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya