Utang Pemerintah Naik, Bamsoet Wanti-Wanti Beban Bunga Bertambah

Utang pemerintah naik Rp39 T di Juli 2022

Jakarta, IDN Times - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyoroti kenaikan utang pemerintah. Dia mengatakan kenaikan utang tersebut akan menambah beban bunga utang bagi negara.

"Peningkatan utang yang signifikan menimbulkan beban pembayaran bunga tambahan," kata Bamsoet di Sidang Tahunan MPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Baca Juga: Bamsoet: Anggaran Subsidi Energi RI Terbesar di Dunia, Tembus Rp500 T

1. Bamsoet minta kondisi fiskal RI dijaga untuk hadapi krisis global

Adapun kenaikan utang Indonesia yang turut menggambarkan kondisi fiskal dan moneter menurutnya perlu dijaga, demi keamanan Tanah Air menghadapi krisis global.

"Kondisi fiskal dan moneter Indonesia juga perlu menjadi perhatian guna menghadapi potensi krisis global," ucap Bamsoet.

Baca Juga: Dunia dalam Krisis, Bamsoet: 320 Juta Orang Kelaparan Akut

2. Pemerintah harus kembalikan defisit APBN di bawah 3 persen tahun depan

Khususnya kondisi fiskal, dia mengingatkan pemerintah untuk mengembalikan angka defisit APBN di bawah 3 persen pada 2023, sesuai amanat dalam Undang-Undang (UU) nomor 2 tahun 2020. Mengingat, defisit APBN sempat melebihi 3 persen dikarenakan belanja pemerintah membengkak selama penanganan pandemik COVID-19.

"Defisit anggaran yang harus kembali ke angka kurang dari 3 persen pada tahun 2023, menjadi tantangan utama, karena kondisi pemulihan yang tidak menentu," ucap Bamsoet.

3. Utang pemerintah naik Rp39 T pada Juli 2022

Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan adanya kenaikan utang pemerintah pada Juli 2022, hingga Rp39,49 triliun menjadi Rp7.163,12 triliun atau setara 37,91 persen terhadap PDB. Adapun posisi utang pemerintah pada Juni 2022 masih di level Rp7.123,63 triliun.

Komposisi utang pemerintah yakni Rp6.339,64 triliun dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), atau 88,5 persen dari keseluruhan utang pada Juli 2022. Kemudian, dalam bentuk pinjaman mencapai Rp8213,48 triliun atau 11,5 persen.

Khususnya untuk SBN, dari domestik senilai Rp5.033,99 triliun, Surat Utang Negara (SUN) Rp4.121,43 triliun, dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp912,65 triliun.

Lalu, valas mencapai Rp1.305,65 triliun, terdiri dari SUN Rp978,75 triliun dan SBSN Rp326,92 triliun. Adapun utang yang berasal dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp15,65 triliun dan pinjaman luar negeri Rp807,82 triliun.

Baca Juga: Kado HUT ke-77, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp5.938 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya