Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waskita Karya Dinilai Masih Punya Ruang Hindari Delisting

Kantor pusat PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). (dok. Waskita)
Intinya sih...
  • Potensi delisting saham PT Waskita Karya belum dapat disimpulkan dalam waktu dekat.
  • Restrukturisasi perusahaan dan pengadaan proyek strategis menjadi faktor penentu kelanjutan emiten di pasar modal.
  • Waskita Karya tidak berinvestasi di sektor jalan tol setelah melepas kepemilikan atau sahamnya, kecuali ada penugasan khusus dari pemerintah.

Jakarta, IDN Times - Ekonom dan Financial Market Specialist, Lucky Bayu Purnomo menyebut potensi delisting saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) belum dapat disimpulkan dalam waktu dekat.

Menurut dia, proses delisting di pasar modal tidak terjadi secara otomatis, melainkan melalui sejumlah tahapan. Dia menyebutkan hingga saat ini Waskita Karya masih menjalankan kegiatan usaha dan mencatat perkembangan dalam aspek keuangan.

"Itu masih terlalu dini. Untuk mencapai proses delisting ada beberapa tahapan," kata Lucky Bayu, Kamis (8/5/2025).

Waskita Karya masih menangani sejumlah proyek yang berjalan, merujuk pada data di mana sebanyak 68 proyek yang dikelola sepanjang 2024 dengan nilai total mencapai Rp44,7 triliun.

1. Restrukturisasi jadi langkah penting jaga kepercayaan investor

Ilustrasi beban utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Lucky Bayu menyampaikan restrukturisasi yang dijalankan Waskita Karya merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai potensi kelanjutan emiten di pasar modal.

"Perusahaan harus menyelesaikan proses restrukturisasi secara optimal, dalam meyakinkan investor," katanya.

Restrukturisasi yang telah disetujui pada 2024, meliputi persetujuan dari 22 kreditur perbankan melalui Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021, dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun. Skema tersebut mulai berlaku efektif sejak 17 Oktober 2024.

Selain itu, restrukturisasi atas Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah memperoleh persetujuan atas tiga seri obligasi.

"Dalam mencapai delisting, perusahaan masih memiliki ruang dan restrukturisasi bisa jadi ada PMN yang baru dari situ dia akan bergerak lagi," tuturnya.

2. Proyek dan efisiensi jadi langkah perbaikan yang dapat dilakukan

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Lucky Bayu menyarankan agar Waskita Karya fokus pada pengadaan proyek-proyek strategis yang dapat dikerjakan secara efisien dan efektif. Dia menilai pekerjaan proyek menjadi sumber utama pendapatan perusahaan.

Menurutnya, perusahaan perlu melakukan inovasi dan memperbaiki pendekatan dalam memperoleh kontrak baru guna memperkuat kinerja operasional.

Dia juga menyinggung penurunan utang sebagai salah satu perkembangan yang tercatat dalam laporan keuangan Waskita pada 2024. Dalam laporan tersebut, total utang disebut menurun sebesar Rp14,7 triliun, sedangkan laba berjalan entitas induk tercatat sebesar Rp4,8 triliun.

"Jadi kinerja waskita dua tahun ke depan harus lebih bagus dalam meningkatkan kepercayaan investor," tambah dia. 

3. Waskita Karya bakal berhenti investasi di proyek jalan tol

Ilustrasi tol trans sumatra (dok. PT Hutama Marga Waskita)

Waskita Karya telah menyampaikan rencana untuk tidak berinvestasi di sektor jalan tol setelah melepas kepemilikan atau sahamnya di seluruh ruas jalan tol melalui proses divestasi.

Namun, Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho mengatakan keterlibatan badan usaha milik negara (BUMN) sektor jasa konstruksi itu masih dimungkinkan jika ada penugasan khusus dari pemerintah.

"Setelah kita divestasi seluruh jalan tol kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan itu akan berbeda," kata dia di Gedung DPD RI, Jakarta, dikutip Kamis (6/3/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us