Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Tujuan, Prosedur, dan Bentuknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rekonsiliasi bank adalah sebuah istilah dalam akuntansi yang sering dilakukan oleh para perusahaan. Masih terdengar asing di telingamu?
Biasanya perusahaan menyimpan uang dalam jumlah besar di bank, sehingga mereka bisa mengendalikan kas dengan aman. Namun, perusahaan harus tetap memiliki catatan keuangan sendiri.
Nah, proses rekonsiliasi bank dibutuhkan untuk memastikan laporan keuangannya sudah akurat. Supaya makin paham, berikut penjelasan lengkap tentang rekonsiliasi bank. Simak sampai selesai, ya!
1. Pengertian rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank adalah proses verifikasi untuk mencocokkan laporan keuangan perusahaan dengan laporan keuangan dari perbankan.
Rekonsiliasi bank juga bisa didefinisikan sebagai catatan yang berisi perbedaan kas, misalnya antara catatan dari nasabah dan catatan dari pihak bank.
Proses verifikasi ini penting dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Dengan melakukan rekonsiliasi bank secara berkala, maka akan meningkatkan akurasi laporan keuangan. Selain itu, proses ini akan meminimalisasi risiko manipulasi laporan keuangan.
2. Tujuan rekonsiliasi bank
Tujuan rekonsiliasi bank yang utama adalah untuk menyamakan catatan keuangan dari perusahaan dengan catatan keuangan yang dari pihak bank. Namun, ada beberapa tujuan rekonsiliasi bank yang lainnya, seperti:
- Memastikan tidak ada kesalahan dalam mencatat kas
- Melihat kesesuaian kas perusahaan
- Memantau pengelolaan dana atau keuangan, sehingga mencegah terjadinya kecurangan.
- Mengecek seluruh penggunaan kas, sehingga bisa mengetahui jumlah biaya yang digunakan
3. Komponen rekonsiliasi bank
Ada tiga komponen dalam proses rekonsiliasi bank, yaitu:
1. Setoran dalam proses (deposit in transit)
Setoran dalam proses maksudnya adalah ketika uang tunai sudah diterima pihak perusahaan, tapi informasi penerimaannya belum didapat oleh pihak bank.
Jika kondisi ini terjadi saat akhir bulan, maka tidak akan masuk dalam setoran kepada bank. Akibatnya, informasi itu belum masuk pencatatan oleh bank.
Nah, itulah yang akan menjadi salah satu item dalam rekonsiliasi bank.
2. Cek beredar (outstanding check)
Cek beredar atau outstanding check adalah cek yang sudah dicairkan oleh perusahaan, tapi belum dicairkan di bank. Selama hal itu belum diselesaikan, maka tidak akan muncul di catatan bank.
3. Cek kosong (non sufficient fund check)
Cek kosong atau non sufficient fund check adalah cek yang diterima pihak bank dari perusahaan, tapi tidak bisa dicairkan. Penyebabnya bisa karena dana perusahaan yang tidak mencukupi.
Oleh sebab itu, pihak bank akan menerbitkan nota debet senilai cek yang tidak bisa dicairkan tersebut. Nantinya saldo dalam rekening perusahaan akan otomatis berkurang.
4. Penyebab rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank juga bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
1. Pendapatan dan beban bank
Penyebab rekonsiliasi bank yang pertama adalah beban bank. Dalam hal ini, beban bisa meliputi penulisan cek, biaya administrasi, pelayanan, dan biaya lainnya.
Editor’s picks
Beban bank lainnya adalah pendapatan bunga bank yang belum termasuk pencatatan perusahaan.
2. Kesalahan dalam pencatatan
Penyebab lainnya adalah kesalahan saat melakukan pencatatan, baik kesalahan dari perusahaan maupun pihak bank.
3. Kredit bank
Penyebab rekonsiliasi bank lainnya adalah kredit bank, yaitu berupa deposito atau penagihan dari pihak bank.
4. Piutang wesel
Penyebab yang terakhir adalah adanya piutang wesel. Piutang wesel adalah utang klien berdasarkan surat perjanjian dan jaminan sebagai pengikat selama periode pinjaman.
Baca Juga: Apa itu Bank Garansi? Ini Pengertian, Jenis, dan Mekanismenya
5. Prosedur pelaksanaan
Rekonsiliasi bank juga memiliki beberapa prosedur pelaksanaan, yaitu:
- Menelusuri saldo bank melalui rekening koran dan memastikan jawaban bank tentang pencatatan kas
- Melakukan penelusuran atas tanggal neraca pada rekonsiliasi untuk mengecek kesesuaiannya
- Membuat lembar kerja rekonsiliasi, mencocokkannya, dan mencari perbedaannya. Kemudian menghitung selisihnya
- Mengecek ulang pencatatan kas perusahaan.
Baca Juga: 9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan Lengkapnya
6. Bentuk-bentuk rekonsiliasi bank
Proses rekonsiliasi bank juga memiliki beberapa bentuk, di antaranya:
1. Bentuk vertikal atau report form
Bentuk vertikal, report form, atau yang disebut juga staffle adalah bentuk laporan yang informasi di dalamnya secara bertingkat.
Pada bagian atas berisi informasi catatan rekonsiliasi berdasarkan catatan perusahaan. Sedangkan bagian bawah berisi rekening koran bank. Namun, bisa juga sebaliknya.
2. Skontro atau account form
Bentuk skontro adalah bentuk laporan yang disusun secara bersebelahan atau horizontal. Biasanya kolom sebelah kanan berisi rekonsiliasi catatan bank. Sedangkan kolom kiri berisi rekonsiliasi catatan perusahaan.
3. Rekonsiliasi 4 kolom
Sesuai namanya, bentuk catatan rekonsiliasi bank ini memiliki empat kolom nominal mutasi ditambah dengan satu kolom keterangan.
Jika diurutkan dari kolom paling kiri, maka urutannya adalah: Keterangan, Saldo awal periode, Penerimaan akhir periode, Pengeluaran akhir periode, dan Saldo akhir periode.
4. Rekonsiliasi 8 kolom
Bentuk ini mirip dengan bentuk rekonsiliasi 4 kolom. Hanya saja pada bentuk ini setiap kolom dibagi lagi menjadi dua, yaitu untuk kolom Bank dan Perusahaan.
Misalnya, kolom Saldo awal periode terbagi menjadi dua, yaitu nominal yang dicatat oleh bank dan nominal oleh perusahaan.
Demikianlah penjelasan lengkap tentang rekonsiliasi bank. Mulai dari pengertian, tujuan, komponen, prosedur, dan bentuk-bentuk rekonsiliasi bank. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: 10 Prinsip Dasar Akuntansi beserta Penjelasan Lengkapnya