9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan Lengkapnya

Masih ada 2 tahapan yang sifatnya opsional

Dalam dunia akuntansi, seorang akuntan biasanya akan mengumpulkan dan mengolah data secara sistematis untuk mendapatkan informasi keuangan. Kegiatan tersebut dinamakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah bagian dari proses penyusunan laporan keuangan. Tahapan prosesnya dimulai dari pembukaan pembukuan dan diakhiri penutupan jurnal. Sesuai namanya, proses ini akan dilakukan secara berulang selama perusahaan masih ada.

Namun, apakah kamu sudah tahu apa saja tahapan siklus akuntansi? Proses ini penting untuk diketahui jika kamu akan menerapkan siklus ini di perusahaan atau bisnis. Simak terus ya!

Baca Juga: 4 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya

1. Mengidentifikasi transaksi

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaPexels.com/KarolinaGrabowska

Hal pertama yang wajib dilakukan dalam tahapan siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Lalu transaksi seperti apa yang harus diidentifikasi dan dicatat? Yang jelas adalah transaksi apa pun yang bisa mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

Seorang akuntan juga wajib mengumpulkan seluruh bukti transaksi. Contohnya kuitansi, nota, faktur, memo penghapusan piutang, bukti kas keluar, dan sebagainya.

2. Menganalisis transaksi

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaPexels.com/Pixabay

Setelah mengidentifikasi transaksi, tugas akuntan selanjutnya adalah menganalisis transaksi. Ia wajib menentukan pengaruh sebuah transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan. 

Biasanya perusahaan akan memakai double-entry system, yaitu setiap transaksi akuntansi akan berpengaruh pada posisi keuangan, baik debit maupun kredit. Ada rumus sederhana untuk menghitungnya, yaitu:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

  • Aktiva adalah kepemilikan aset.
  • Kewajiban adalah pembelian atau pengadaan barang dan jasa secara kredit.
  • Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

Baca Juga: 7 Definisi Akuntansi Menurut Para Ahli

3. Mencatat transaksi pada jurnal

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaPexels.com/GustavoFring

Tahapan siklus akuntansi selanjutnya adalah mencatat transaksi pada jurnal. Jurnal adalah bagian dari catatan kronologis yang berisi segala transaksi yang terjadi pada periode tertentu.

Ada 2 jenis jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pencatatan pada jurnal umum biasanya dengan memasukkan transaksi ke dalam 1 rekening yang didebit dan 1 rekening yang dikredit.

Sementara jurnal khusus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Misalnya jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas.

4. Mencatat di buku besar

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan Lengkapnyailustrasi belajar akuntansi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah melakukan pencatatan pada jurnal, seorang akuntan wajib mencatatnya di buku besar akuntansi. Buku besar akuntansi adalah kumpulan dari semua rekening pembukuan yang digunakan untuk mencatat informasi tentang jumlah aktiva.

Setiap rekening dalam buku besar biasanya diberikan kode yang bertujuan untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal. Pemberian kode itu juga akan mempermudah akuntan untuk mengecek ulang setiap transaksi.

5. Menyusun neraca saldo

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaIlustrasi akuntansi (Pixabay.com/200degrees)

Berikutnya, seorang akuntan perlu menyusun neraca saldo, yaitu daftar saldo rekening yang terdapat di buku besar akuntansi pada periode tertentu. Seorang akuntan hanya perlu memindahkan saldo di buku besar ke neraca saldo untuk digabungkan.

Jumlah saldo yang tertulis di neraca saldo wajib sama dengan yang ada di buku besar. Jika tidak, berarti masih ada penghitungan yang salah pada neraca saldo.

Oleh sebab itu, untuk sampai pada tahapan siklus akuntansi yang satu ini perlu ketelitian seorang akuntan. Jika terbukti ada kesalahan, ia harus mencari tahu letak kesalahan dan segera merevisinya. Akuntan juga harus mencatat kesalahan tersebut pada jurnal penyesuaian.

6. Menyusun jurnal penyesuaian

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaPixabay.com/777546

Tahapan menyusun jurnal penyesuaian dilakukan untuk mencatat seluruh transaksi yang belum tercatat, transaksi yang salah, hingga transaksi yang harus disesuaikan. Biasanya pencatatan jurnal ini dilakukan secara periodik dan ketika laporan akan disusun.

Nantinya, semua transaksi pada jurnal penyesuaian juga akan dibukukan ke buku besar.

Baca Juga: Ini Bedanya Jurnal Umum dan Khusus, Penting Banget di Akuntansi!

7. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaPexels/Pixabay

Setelah membuat jurnal penyesuaian, tahapan siklus akuntansi berikutnya adalah menyusun neraca saldo. Sebenarnya seorang akuntan cukup memindahkan saldo yang sudah disesuaikan ke neraca saldo yang baru.

Biasanya pada siklus akuntansi semua saldo dibagi menjadi dua kelompok, yakni aktiva dan pasiva. Lalu nanti akan disusun hingga jumlah saldo sama besarnya.

Jika masih belum seimbang karena terdapat kesalahan, maka harus diteliti baik-baik. Sebab sebuah laporan keuangan harus dibuat dengan benar-benar akurat.

8. Menyusun laporan keuangan

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan LengkapnyaIlustrasi laporan keuangan / anggaran (IDN Times/Shemi)

Setelah mendapatkan hasil seimbang dan akurat pada neraca saldo, seorang akuntan bisa mulai menyusun laporan keuangan. Lalu apa saja laporan keuangan yang wajib disusun? Berikut ini daftarnya:

  • Laporan laba rugi: untuk mendapat gambaran kinerja perusahaan
  • Laporan perubahan modal: untuk mendapat gambaran tentang perubahan modal
  • Laporan arus kas: untuk mendapat informasi tentang kas masuk dan kas keluar
  • Neraca: untuk memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas

Baca Juga: Akuntansi: Pengertian, Fungsi dan Komponennya

9. Menyusun jurnal penutup

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan Lengkapnyailustrasi laporan keuangan (pexels.com/rodnae-prod)

Tahapan siklus akuntansi terakhir yang wajib dilakukan adalah menyusun jurnal penutup pada setiap akhir periode. Rekening yang ditutup juga hanya rekening laba rugi.

Caranya tidak begitu sulit, yaitu dengan mengosongkan nilai rekening. Rekening tersebut ditutup agar dapat mengukur aliran sumber keuangan yang terjadi selama periode. Maka dari itu, jurnal penutup bisa membantu untuk memulai kembali siklus akuntansi pada periode berikutnya.

10. 2 tahapan yang bersifat opsional

9 Tahapan Siklus Akuntansi, Ini Penjelasan Lengkapnyailustrasi laporan keuangan (pexels.com/Olya Kobruseva)

Selain 9 tahapan siklus akuntansi yang sudah dijelaskan sebelumnya, masih ada 2 tahapan yang sifatnya opsional saja.

Pertama, menyusun neraca saldo setelah penutupan. Tahapan ini berisi daftar saldo rekening buku besar yang dibuat setelah menyusun jurnal penutup. Tujuannya untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan terkait keseimbangan saldo.

Tahapan opsional kedua adalah menyusun jurnal pembalik. Jurnal pembalik dibuat dengan cara membalikkan akun yang sudah dibuat pada jurnal penyesuaian, yakni yang mulanya debet menjadi kredit. Begitu pula sebaliknya. Tujuannya untuk menyederhanakan cara pencatatan transaksi tertentu yang terjadi secara berulang.

Demikian penjelasan lengkap tentang 9 tahapan siklus akuntansi dan 2 tahapan opsional lainnya. Fungsi utama dalam proses siklus akuntansi adalah sebagai bagian penting dalam membuat laporan keuangan.

Baca Juga: 9 Jenis Akuntansi, Penting Banget Buat Bisnis!

Topik:

  • Yogama W
  • Anata Siregar
  • Yunisda D
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya