Zakat Fitrah 1 Sha' Berapa Kg? Ketahui Perhitungannya

Intinya sih...
- Sha' adalah satuan takaran volume yang digunakan dalam Islam, terutama untuk zakat fitrah.
- Mazhab memiliki perbedaan konversi sha' ke kilogram, dengan Mazhab Hanafi menghasilkan angka lebih besar.
Dalam Islam, sha' adalah satuan takaran yang sudah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Satuan ini bukan berbasis berat, melainkan volume, dan sering digunakan untuk mengukur zakat fitrah. Satu sha' setara dengan empat mud, di mana satu mud adalah cakupan penuh dua telapak tangan orang dewasa.
Oleh karena itu, satu sha' bisa diartikan sebagai empat kali cakupan penuh kedua telapak tangan. Perbedaan ini penting dipahami agar zakat fitrah dapat dikeluarkan sesuai ketentuan yang berlaku. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang perhitungan sha' dalam Islam!
1. Pengertian sha' dalam Islam
Sha' adalah satuan takaran yang digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW, terutama dalam penentuan zakat fitrah. Berbeda dengan timbangan yang berbasis berat, sha' adalah ukuran volume yang setara dengan empat mud. Satu mud sendiri adalah cakupan penuh dua telapak tangan orang dewasa yang digabungkan.
Berarti satu sha’ adalah empat kali cakupan penuh dua telapak tangan yang digabungkan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA beliau mengatakan:
فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيه وَسَلّم صَدَقَةَ الْفِطْرِ عَلَى الذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالْحُرِّ وَالْمَمْلُوكِ ، صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, untuk lelaki dan wanita, orang merdeka maupun budak, berupa satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum.” (HR. Bukhari 1511 dan Muslim 2327).
Dalam hadis lain, dari Abu Said al Khudri RA berkata:
كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ
“Dulu kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ bahan makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ kurma, atau satu sha’ keju atau satu sha’ anggur.” (HR. Bukhari 1506 & Muslim 2330).
Ini menegaskan bahwa sha' bukan hanya satuan takaran yang berlaku secara umum, tetapi juga memiliki signifikansi dalam praktik ibadah umat Islam. Takaran ini digunakan dalam berbagai aspek kehidupan keagamaan, terutama dalam zakat fitrah dan sedekah. Oleh karena itu, pemahaman mengenai sha' sangat penting bagi umat Islam dalam menjalankan kewajiban ibadah mereka.
2. Perbedaan berat 1 sha' menurut mazhab
Karena sha' adalah satuan volume, beratnya dapat berbeda tergantung pada jenis bahan yang diukur. Setiap bahan memiliki kerapatan yang berbeda, sehingga hasil konversi ke kilogram bisa bervariasi. Oleh karena itu, beberapa mazhab memiliki pendapat yang berbeda tentang konversi sha' ke kilogram.
- Mazhab Hanafi: 1 sha' setara dengan sekitar 3,8 kg
- Mazhab Maliki: 1 sha' setara dengan sekitar 2,75 kg
- Mazhab Syafi'i: 1 sha' setara dengan sekitar 2,75 kg
- Mazhab Hanbali: 1 sha' setara dengan sekitar 2,75 kg
Perbedaan ini terjadi karena setiap mazhab memiliki metode perhitungan yang berbeda dalam mengonversi volume sha' ke berat bahan makanan tertentu. Mazhab Hanafi cenderung menggunakan pendekatan yang menghasilkan angka lebih besar dibandingkan mazhab lainnya. Sementara itu, mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hanbali memiliki kesamaan dalam konversinya.
3. Berat 1 sha' berdasarkan jenis bahan makanan
Karena sha' adalah ukuran volume, beratnya bisa berbeda tergantung pada jenis bahan yang diukur. Hal ini berarti berat 1 sha' dapat bervariasi meskipun volumenya tetap sama. Berikut adalah beberapa contoh perbedaan berat 1 sha' berdasarkan jenis bahan makanan:
- Beras: Sekitar 2,6 – 2,8 kg
- Gandum: Sekitar 2,75 – 3 kg
- Kurma: Sekitar 2,5 – 3 kg
- Kismis: Sekitar 1,6 – 2 kg
- Keju (Aqith): Sekitar 1,6 – 2 kg
Perbedaan ini terjadi karena berat jenis setiap bahan makanan berbeda. Kismis yang lebih ringan memiliki berat lebih kecil dibandingkan beras dalam volume yang sama. Oleh karena itu, perhitungan zakat fitrah harus mempertimbangkan jenis bahan yang digunakan.
4. Pentingnya memahami takaran zakat fitrah
Menentukan takaran zakat fitrah yang tepat sangat penting agar ibadah ini dilakukan dengan benar sesuai syariat. Umat Islam disarankan untuk mengikuti standar berat yang lebih aman, yaitu 3 kg seperti yang banyak dianjurkan di Indonesia. Jika jumlah yang dibayarkan melebihi ketentuan, maka kelebihannya akan dihitung sebagai sedekah.
Dalam praktiknya, zakat fitrah sering dikonversi ke dalam bentuk uang sesuai dengan harga bahan makanan pokok yang berlaku. Meskipun begitu, dalam beberapa mazhab seperti Mazhab Hanafi, pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang diperbolehkan. Sementara itu, mazhab lainnya tetap menyarankan membayarkan zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan.
Dengan memahami konsep sha' dan konversinya, umat Islam dapat menunaikan zakat fitrah dengan lebih tepat dan sesuai dengan ajaran agama. Pemahaman yang benar juga membantu memastikan bahwa zakat diberikan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan syariat. Dengan demikian, keberkahan dan manfaat zakat fitrah dapat dirasakan oleh yang berhak menerimanya.