Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam konferensi pers dan sosialisasi Indonesia Retail Summit 2022. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam konferensi pers dan sosialisasi Indonesia Retail Summit 2022. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan jika inflasi tinggi diiringi pertumbuhan ekonomi, maka tak masalah karena masyarakat memiliki daya beli, alias banyak uang.

"Kalau ekonomi tumbuh ya tentu daya belinya tinggi, inflasi naik pun kalau orang uangnya banyak, gak begitu marah," ujar Zulhas dalam acara konferensi pers dan sosialisasi Indonesia Retail Summit 2022 di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (14/7/2022).

1. Masyarakat akan tertekan jika inflasi tinggi saat perekonomian melemah

Ilustrasi sejumlah warga antre membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Zulhas mengatakan, untuk menghindari tekanan karena inflasi tinggi, maka perekonomian negara tak boleh melemah. Selanjutnya, konsumsi rumah tangga perlu digenjot dengan meningkatkan daya beli masyarakat.

Apalagi, dia mengatakan kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 53,6 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

"Kalau pertumbuhan rendah, penghasilan stuck apalagi turun, cabai mahal, nah saya dimarahin. Ini ada kaitannya. Jadi kalau tumbuh, nanti Pak Sekjen kita kurang dimarahinnya. 53,65 persen terhadap PDB dan tumbuh 4,34 persen pada kuartal I 2022." ujar Zulhas.

3. Konsumsi rumah tangga bisa didongkrak lewat Indonesia Retail Summit

Konferensi pers dan sosialisasi Indonesia Retail Summit 2022 (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Zulhas mengatakan ajang IRS 2022 yang terdiri dari berbagai rangkaian acara bisa mendongkrak konsumsi masyarakat, terutama melalui Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI). Dengan demikian, konsumsi itu bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi kalau konsumsi naik, ekonomi tumbuh selain investasi tentunya. Konsumsi pengaruhnya cukup besar, kontribusi mencapai 53,6 persen. Jadi peran bapak-bapak besar sekali," ucap Zulhas.

Editorial Team