Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko Pangan Zulkifli Hasan jadi pembicara di Indonesia Summit 2025.
Menko PMK Pangan Zulkifli Hasan, Ketua ACMI Santhi Serad dan Normansyah Hidayat Syahruddin dalam acara Indonesia Summit 2025. (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas membeberkan, kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada komoditas impor.

Dalam Indonesia Summit 2025 Day 2, sesi Food Sovereignty for Economic Growth di The Tribarata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Zulhas mencontohkan jenis makanan yang biasa dikonsumsi banyak masyarakat Indonesia di pagi hari, seperti roti dan mie yang terbuat dari tepung gandum.

"Kalau saudara-saudara pagi-pagi makan roti, makan mie goreng, itu 100 persen impor, gandum. Berapa impornya? Kira-kira 13 juta ton per tahun, naik terus. Saya awal jadi DPR 6 juta ton, sekarang 13 juta ton," kata Zulhas.

Tak hanya itu, lauk yang biasa dimakan masyarakat Indonesia, yakni tempe dan tahu juga terbuat dari komoditas pangan yang 100 persen impor.

"Habis itu gak enak kalau gak ada lauknya, tempe atau tahu goreng, 100 persen impor kedelai, kira-kira kita impor 3 juta," tutur Zulhas.

Begitu juga dengan makanan dan minuman dengan pemanis, di mana pemanisnya terbuat dari gula yang mayoritas impor.

"Saudara-saudara tahu berapa kita impor gula? Kita impor gula kira-kira 6 juta ton per tahun," ucap Zulhas.

Oleh sebab itu, Presiden Prabowo Subianto menggenjot program swasembada pangan. Zulhas mengatakan, tak mudah mencapai target itu, tetapi pemerintah akan memulai dengan pemberdayaan masyarakat, bukan hanya fokus pada bantuan sosial (bansos) pangan.

"Ini yang Pak Prabowo inginkan. Bantuan tetap, oke. Tapi kita melatih anak muda kita produktif, makanya itu ada pemberdayaan," ujar Zulhas.

Editorial Team