Investasi di pasar saham atau kripto gak cuma butuh analisis fundamental dan teknikal, tapi juga kontrol emosi yang kuat. Sayangnya, banyak trader yang yang sudah berpengalaman, terperangkap dalam jebakan emotional trading, di mana keputusan investasi lebih didorong rasa takut atau serakah ketimbang logika. Kalau gak segera disadari, kebiasaan ini bisa bikin portofolio anjlok dan mental jadi limbung.
Emosi memang musuh tersembunyi di balik layar grafik saham. Ketika harga naik, rasa euforia bikin kita overtrade. Saat pasar merah, panik mendorong kita cut loss gegabah. Nah, sebelum terlambat, yuk kenali lima tanda klasik emotional trading plus solusi cerdas untuk mengendalikannya. Dengan begitu, investasi bisa lebih terarah dan profit konsisten.