Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa itu Trading for Living? Pengertian dan Strategi Melakukannya

ilustrasi seorang trader (unsplash.com/TabTrader)

Trading for living adalah konsep ketika seseorang menjadikan aktivitas trading sebagai sumber penghasilan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak seperti investor jangka panjang yang menyimpan aset untuk bertahun-tahun, seorang trader mengandalkan fluktuasi harga pasar dalam jangka pendek. Karena sifatnya yang berisiko tinggi, trading for living tidak bisa dilakukan oleh semua orang.

Gaya hidup ini menawarkan fleksibilitas waktu dan lokasi, tetapi juga membutuhkan disiplin tinggi serta pengelolaan risiko yang matang. Banyak yang mengira trading for living hanya tentang menghasilkan uang cepat di pasar finansial, namun kenyataannya lebih kompleks dari itu. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diketahui untuk memahami konsep dan strategi menjalani trading for living.

1. Memahami trading sebagai profesi

ilustrasi trading kripto (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Trading for living menuntut seseorang untuk memperlakukan aktivitas jual beli aset ini secara profesional. Profesi ini tidak terbatas pada saham saja, tetapi mencakup berbagai instrumen seperti forex, komoditas, atau cryptocurrency. Kunci utamanya adalah kemampuan menghasilkan profit konsisten setiap bulan, bukan sekadar keuntungan sesaat.

Seorang trader serius akan memiliki sistem dan rencana trading yang jelas, bukan sekadar mengikuti tren atau rumor pasar. Sikap profesional ini penting karena trading bukan ajang coba-coba yang bisa dilakukan tanpa ilmu. Setiap keputusan harus didasari analisis teknikal, fundamental, atau gabungan keduanya. Menjadikan trading sebagai sumber penghasilan utama berarti harus mampu menciptakan konsistensi profit.

2. Pentingnya modal yang cukup dan manajemen risiko

ilustrasi uang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Modal awal yang cukup menjadi syarat penting untuk trading for living. Modal yang terlalu kecil akan membuat emosi lebih mudah goyah karena fluktuasi kecil pun terasa signifikan. Selain itu, trader dengan modal minim cenderung mengambil risiko terlalu besar untuk mengejar keuntungan cepat.

Manajemen risiko yang baik mencakup pengaturan ukuran lot, penggunaan stop loss, serta diversifikasi aset. Idealnya, risiko pada setiap posisi tidak melebihi 1–2% dari total modal. Dengan pendekatan seperti ini, kerugian bisa lebih dikendalikan dan profit tetap bisa dimaksimalkan dalam jangka panjang.

3. Disiplin dalam strategi trading

ilustrasi membuat strategi saat trading (pexels.com/AlphaTradeZone)

Trading for living membutuhkan disiplin layaknya pekerjaan profesional lainnya. Disiplin dalam menjalankan strategi sangat krusial, terutama saat pasar bergerak tidak sesuai prediksi. Godaan untuk membalas kerugian dengan membuka posisi asal-asalan sering kali menjadi penyebab kerugian besar.

Selain itu, aspek psikologis seperti keserakahan, ketakutan, dan panik harus dikelola dengan baik. Trader profesional melatih diri untuk tetap tenang dan objektif dalam mengambil keputusan. Mereka juga memahami bahwa loss adalah bagian dari proses dan tidak mencoba mengejar kerugian dengan transaksi emosional.

4. Membangun sumber penghasilan tambahan dan dana darurat

ilustrasi trading saham (pexels.com/Artem Podrez)

Meskipun tujuan utama trading for living adalah hidup dari hasil trading, sangat disarankan untuk memiliki sumber penghasilan tambahan. Pasar yang fluktuatif membuat pendapatan dari trading tidak selalu stabil setiap bulannya. Pendapatan pasif seperti dari dividen saham, properti, atau bisnis sampingan bisa membantu mengurangi tekanan dari trading harian.

Selain itu, dana darurat setara minimal 6 bulan biaya hidup wajib disiapkan sebelum benar-benar menggantungkan hidup dari trading. Tujuannya agar tetap aman secara finansial saat menghadapi periode drawdown atau kerugian beruntun. Ini penting agar tidak mengambil keputusan emosional saat hasil trading sedang buruk.

Trading for living bukanlah jalan cepat menuju kekayaan, melainkan profesi serius yang membutuhkan keterampilan, disiplin, dan komitmen jangka panjang. Kesuksesan di bidang ini ditentukan oleh kemampuan mengelola risiko, emosi, dan ekspektasi secara realistis. Namun penting diingat bahwa tidak semua orang cocok dengan gaya hidup ini, dan alternatif investasi pasif mungkin lebih sesuai bagi sebagian orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us