TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jurus Mengelola Keuangan Pribadi saat Pandemik Tidak Kunjung Usai

Pintar-pintar kelola uang di masa pandemik COVID-19 ya

Ilustrasi Utang (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) masih berlangsung di tengah pandemik COVID-19. Bahkan, di Jakarta penerapannya diperketat seiring penambahan kasus yang terus terjadi.

Kurva statistik kasus COVID-19 memang belum juga terlihat melandai. Aktivitas ekonomi sehari-hari yang sempat dibuka lebar lewat sistem ‘new normal’ sedikit demi sedikit dibatasi lagi.

Perekonomian kian labil dan pertumbuhan ekonomi sudah tercatat negatif dan deflasi terjadi dua kali berturut-turut. Indonesia terancam mengalami resesi bahkan depresi ekonomi. 

Lalu, bagaimana kondisi finansial pribadimu? Sedikit banyak, kondisi perekonomian saat ini pasti berpengaruh pada kantongmu.

Grant Thornton Indonesia memberikan tip dalam mengelola keuangan pribadi di situasi yang berat semacam ini. Berikut tipsnya:

Baca Juga: Biar Cepat Kaya, 6 Tips Sukses Menabung untuk Orang yang Boros 

1. Review kondisi keuangan pribadi

Ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Hal pertama yang perlu kamu dilakukan adalah melihat dengan cermat kondisi keuangan saat ini dari sisi pemasukan vs pengeluaran. Identifikasi semua pengeluaran mulai dari laporan kartu kredit hingga berbagai tagihan rutin seperti listrik dan air.

Coba untuk lakukan review dari tiga bulan lalu dan awasi pengeluaran tahunan yang akan segera jatuh tempo seperti pajak rumah, pajak kendaraan bermotor hingga uang sekolah anak yang dibayarkan beberapa bulan di muka, bandingkan dengan pemasukan tetap yang diterima tiap bulan untuk mendapat jawaban apakah kondisi keuangan pribadi berisiko atau tidak.

2. Idenfikasi kebutuhan vs keinginan

Pengunjung berbelanja produk furnitur di toko ritel Kawan Lama Group Queen City Mal Semarang, Rabu (24/6). IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Seringkali kita masih terjebak antara keinginan dan menempatkan hal tersebut sebagai kebutuhan. Langkah signifikan berikutnya adalah mulai mengidentifikasi kebutuhan reguler dan menuliskan apa saja keinginan yang menyedot penghasilan maupun tabungan serta mengendalikan hasrat berbelanja atas keinginan tersebut.

Untuk lebih mudahnya, kebutuhan adalah sesuatu yang akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk hidup, semua yang tidak termasuk dalam kategori tersebut dapat dianggap sebagai keinginan.

Baca Juga: Gaji UMP Bisa Nabung Rp30 Juta, Gimana Caranya?

3. Jangan berutang

Ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Hindari gaya hidup konsumtif dan terutama hindari membeli barang secara kredit. Memasuki fase normal baru, seseorang akan memasuki fase kehidupan yang benar-benar baru dan perlu adaptasi tinggi, sehingga kestabilan keuangan pribadi menjadi sangat penting. Hindari menambah beban keuangan dalam waktu dekat dengan berhutang maupun mengambil cicilan terutama untuk barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. 

4. Pentingnya dana darurat atau emergency fund

Ilustrasi menabung (IDN Times/Arief Rahmat)

Mengamankan persediaan dana dan mengambil langkah yang tepat perlu disusun ulang untuk memastikan pendapatan dikelola dengan sangat baik. Fokus pada tujuan untuk menambah dana darurat atau emergency fund bisa jadi salah satu strategi.

Hal ini dapat dimulai dengan memisahkan pemasukan ke dalam rekening yang terpisah sehingga kebutuhan harian dan kebutuhan mendesak tidak tercampur.

Baca Juga: Cara Jitu Kelola Investasi Saham saat Ekonomi Dihajar Pandemik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya