TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tips Menghadapi Kompetitor saat Kamu Merintis Bisnis

Tips dari ahlinya yang gak boleh kamu sia-siakan nih

Ilustrasi startup (Unsplash/rawpixel)

Jakarta, IDN Times – Ketika kamu sedang membangun usaha, kamu akan dihadapkan pada pertanyaan apakah harus belajar dan mengamati pergerakan dari kompetitor atau fokus sama perkembanggan perusahaan kamu sendiri. Ada plus minus ketika kamu memilih salah satu atau bahkan keduanya dalam menjalankan perusahaan kamu.

Kali ini COO Tokopedia Melissa Juminto dan CMO PT Paragon Technology & Innovation Salman Subakat berbagi cerita tentang pengembangan perusahaan mereka dalam sesi Balancing Business Perfomance and Culture di Indonesia Millennial Summit 2019 karya IDN Times di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, 19 Januari lalu. Seperti apa kisah mereka? yuk simak!

1. Tokopedia kuat karena banyak pesaing

Youtube/IDN Times

Melissa mengaku senang ketika ada banyak pesaing untuk Tokopedia. Dengan begitu, kemampuan Tokopedia akan meningkat lebih baik lagi.

“Kalau di Tokopedia sendiri kita senang kalau ada competitor, karena thanks to our competitor karena kita bisa push diri kita untuk beyond our limit,” kata Melissa.

Baca Juga: Jadi Pionir Inovasi di E-Commerce, Begini Tips Sukses dari Tokopedia

2. Pesaing adalah diri kita sendiri, apa maksudnya?

flickerleap.com

Melissa selalu berpesan kepada nakama, sapaan untuk karyawan Tokopedia bahwa pesaing mereka sebenarnya adalah diri mereka sendiri dan juga teman yang mendorong kita lebih baik lagi.

Because competitor is actually yourself, everyone or every company that comes in, they are actually our friends yang sebenernya mendorong kita untuk jauh lebih baik, jauh lebih bisa menghasilkan inovasi yang jauh bisa kita pikirkan,” ucapnya.

3. Fokusnya ke konsumen, jangan ke pesaing

Pexels.com/Porapak Apichodilok

Ketiga, Melissa berpesan kepada nakama Tokopedia, fokusnya jangan ke pesaing tapi ke konsumen Tokopedia.

 “Jangan terlalu pikirin competitor, tapi konsumen. Karena competitor terbesar adalah diri kita sendiri. Itu akan membantu kita untuk fokus kepada visi dan misi instead of distracted about misi atau visinya kompetitor lainnya,” kata Melissa.

4. Jangan terlalu reaktif sama pesaing tapi fokus ke pengembangan diri sendiri aja

Instagram.com/ @indonesia.millennial.summit

Salman memberi saran yang berbeda. Menurutnya jangan hanya memperhatikan pesaing saja, tapi juga pengembangan diri.

“Saya setuju bahwa masalahnya tadi bukan di competitor, tapi kaya terlalu reaktif sama competitor atau terlalu fokus sama kompetitor,” ucapnya.

Bagi Salman, meningkatkan kualitas diri itu sendiri penting.

“Kalau kita naik kelas pasti lebih capek, kalo tim bola Indonesia ketemu Lionel Messi dan temen-temen pastilah ada dibantai dikit, yang penting kita tambah seneng gitu,” ujarnya memberi contoh.

Baca Juga: Cara Tokopedia Kelola Karyawan, Ibarat Rakit Roket Sambil Terbang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya