TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Restrukturisasi Kredit BCA Capai Rp104,2 Triliun

Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi fokus BCA

BCA Mobile (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Central Asia (BCA) membukukan restrukturisasi kredit pada 2020 sebesar Rp104,2 triliun atau sekitar 18 persen dari total kredit yang berasal dari 100 ribu nasabah. Presiden Direktur PT BCA Jahja Setiaatmadja mengapresiasi respons cepat regulator dalam merelaksasi kebijakan restrukturisasi untuk membantu perbankan dan nasabah melewati masa-masa sulit.

"BCA senantiasa berada di sisi nasabah dalam menghadapi tantangan perekonomian ini, termasuk dengan merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemik," kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Senin (8/2/2021).

Baca Juga: Imbas Bisnis Melemah di Tengah Pandemik, Kredit BCA Turun 2,1 Persen 

Dari sisi pendanaan, BCA mencatatkan kinerja dana pihak ketiga yang sehat, di mana current account and savings account (CASA) tumbuh 21,0 persen yoy mencapai Rp643,9 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 14,0 persen yoy menjadi Rp196,9 triliun. Secara total, dana pihak ketiga naik 19,3 persen yoy menjadi Rp840,8 triliun di 2020.

"Pertumbuhan dana pihak ketiga tidak lepas dari tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya pondasi bisnis perbankan transaksi BCA, yang mana telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. CASA berkontribusi 76,6 persen dari total dana pihak ketiga," ujar Jahja.

Untuk memperkuat franchise perbankan transaksi, lanjut Jahja, BCA fokus untuk terus memperluas basis nasabah sekaligus mengembangkan solusi digital secara konsisten. Jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking terus bertumbuh dengan pesat, yakni sebesar 50,7 persen yoy. Pada 2020, BCA memproses lebih dari 30 juta transaksi per hari secara rata-rata, atau naik 18,3 persen dari 2019.  

1. Dana pihak ketiga naik 19,3 persen yoy menjadi Rp840,8 triliun

Ilustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

2. Pendapatan bunga bersih naik 7,3 persen

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Selain itu, BCA juga mampu mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury, sehingga mengompensasi imbal hasil (yield) dan outstanding kredit yang menurun. Sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia, BCA mampu menurunkan suku bunga produk dana pihak ketiga yang berdampak pada beban bunga yang lebih rendah.

"Oleh karena itu, BCA mampu mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih di 2020, yakni naik 7,3 persen yoy menjadi Rp54,5 triliun," ucap Jahja.

Di sisi lain, pendapatan non-bunga menurun tipis 0,5 persen yoy menjadi Rp20,2 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,8 triliun atau meningkat hingga 5,1 persen yoy. Beban operasional tercatat sebesar Rp29,3 triliun, atau 3,1 persen lebih rendah dari tahun 2019. Hal itu diakibatkan terhambatnya sebagian kegiatan operasional di saat pandemik.

"Oleh karena itu, PPOP meningkat hingga 11,2 persen yoy menjadi Rp45,4 triliun pada tahun 2020, sehingga dapat menjadi penyangga yang memadai untuk mengantisipasi kebutuhan biaya pencadangan. BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp11,6 triliun, atau naik 152,3 persen yoy. Secara keseluruhan, laba bersih tercatat Rp27,1 triliun, menurun 5 persen dibandingkan laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp28,6 triliun," tuturnya.

Baca Juga: BCA Umumkan Nama Baru Bank Royal Jadi Bank Digital BCA

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya