TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Atasi Warung Sepi agar Kembali Ramai Pembeli

Perlu dilakukan jika ingin menarik pelanggan

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times – Membuka warung dan berdagang bisa jadi salah satu pilihan usaha di tengah pandemik COVID-19 saat ini. Apalagi saat ini sudah banyak teknologi yang dapat mempermudah proses jual-beli.

Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa teknologi juga bisa menimbulkan ancaman pada usaha yang kita jalankan. Misalnya, munculnya banyak pesaing yang membuat warung kita menjadi sepi. Jika hal ini terjadi, tentu bisa membuat usaha kita lama-lama merugi.

Tapi, jangan khawatir. Ada sejumlah tips yang bisa dijalankan untuk mencegah warung atau usaha dari ditinggal pelanggan. Berikut adalah lima tips-nya.

Baca Juga: 10 Manfaat Riset Pasar Bagi Keberlangsungan Bisnis Kamu, Yuk Lakukan!

1. Membuat inovasi baru

Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Inovasi selalu menjadi jawaban utama untuk mengatasi warung yang sepi. Ini karena kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa salah satu sebab warung sepi yakni karena terjadi kejenuhan di pasar, sehingga kita perlu sesuatu yang baru untuk mempertahankan konsumen maupun menarik konsumen baru.

Melakukan inovasi dapat anda lakukan dengan merilis produk baru seperti menambah varian rasa pada produk makanan, atau melakukan desain ulang pada kemasan produk.

Sebagai catatan, sebelum membuat inovasi baru pastikan telah melakukan analisis potensi keuntungan dan kerugian yang mungkin dialami nantinya. Analisis potensi keuntungan dan kerugian juga akan membantu dalam memutuskan apakah inovasi baru perlu dilakukan, dan jenis inovasi seperti apa yang dapat dilakukan.

Baca Juga: 5 Tujuan Segmentasi Pasar, Penting biar Jualan Kamu Makin Laris!

2. Coba jualan online

Ilustrasi Belanja Online/Belanja di e-commerce. (IDN Times/Aditya Pratama)

Strategi lain yang layak untuk dicoba adalah berjualan secara online. Di era digital seperti saat ini, tersedia berbagai macam platform yang memungkinkan pedagang berjualan secara online. Kita dapat memanfaatkan media sosial, website, atau bekerja sama dengan aplikasi seperti Gojek atau Grab. Kita juga bisa menggunakan jasa endorse untuk mempromosikan produk.

Keuntungan melakukan penjualan secara online adalah kita dapat memperkenalkan produk secara luas pada konsumen potensial yang mungkin belum pernah ditemui sebelumnya, dan menciptakan pasar tersendiri. Selain itu, dengan memanfaatkan internet, biaya pemasaran menjadi lebih rendah untuk jangkauan yang lebih luas. Jadi tidak ada salahnya mencoba, kan?

3. Berikan diskon

Ilustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Strategi diskon atau memberikan potongan harga atas pembelian barang atau pemakaian jasa juga bisa menjadi alternatif pilihan. Ini karena barang atau jasa yang didiskon biasanya terlihat lebih menarik di mata pelanggan.

Selama ini bisa jadi warung sepi karena harga produk yang ditawarkan lebih mahal dibandingkan harga yang diberikan oleh para kompetitor. Maka tidak heran jika konsumen lebih memilih untuk berpaling pada kompetitor. Oleh karenanya, memberikan potongan harga merupakan langkah tepat untuk mengembalikan konsumen.

Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian diskon bukan berarti mengurangi keuntungan. Jadi, pertimbangkan dengan bijak berapa batasan memberi diskon pada produk-produk yang dijual.

Baca Juga: 6 Perbedaan UKM dan UMKM, Jangan Sampai Salah Ya!

4. Perhatikan kualitas produk

Ilustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Kualitas produk merupakan prioritas bagi pelanggan. Meninjau ulang kualitas produk yang ditawarkan juga bisa dijadikan sebagai salah satu strategi untuk membuat warung kembali ramai pembeli.

Seringkali para pengusaha kurang mempedulikan kesesuaian antara harga yang dipatok dengan kualitas produk yang ditawarkan. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen dengan manfaat yang diperoleh. Hal-hal seperti ini bisa membuat konsumen mudah berpaling pada kompetitor yang menawarkan produk dengan harga “rasional”.

Namun apabila merasa harga yang ditawarkan untuk sebuah produk setara dengan kualitasnya, maka yang perlu dilakukan adalah memberikan informasi yang meyakinkan konsumen bahwa kualitas produk yang ditawarkan memang sesuai dengan harga yang ditetapkan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya