TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tips Investasi Tanpa Rasa Panik, Pelajari Dulu Yuk!

Jangan juga investasi karena FOMO ya guys

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Sebagian orang memulai investasi dengan dorongan dari lingkungan sekitar atau melihat tren yang diinspirasi influencer atau panutannya. Istilah fear of missing out alias FOMO juga terjadi pada mereka yang ingin berinvestasi, dengan alasan 'takut ketinggalan'.

Peningkatan jumlah investor selama pandemik COVID-19 juga memengaruhi mereka yang selama ini belum melek investasi. Mereka merasa tidak bisa mengikuti gaya hidup orang-orang yang sudah mulai investasi, baik saham, reksa dana, emas, maupun deposito.

Kepanikan tidak hanya melanda mereka yang belum berinvestasi, melainkan juga kepada orang-orang yang sudah berinvestasi. Biasanya, mereka yang sudah berinvestasi takut kehilangan dan akan merasa gundah jika investasi berujung pada kerugian.

Apa yang perlu kamu pahami agar bisa berinvestasi dengan lebih tenang? Berikut ini tiga hal yang mesti kamu cek kembali,  seperti dikutip IDN Times dari situs resmi Astra Life.

Baca Juga: Masih Ada Sisa THR? Ini Rekomendasi Investasi Syariah untuk Dicoba 

Baca Juga: 5 Hal tentang Investasi Syariah yang Perlu Diketahui Investor Pemula

1. Periksa kembali tujuan dan proses berinvestasi

(IDN Times/Aditya Pratama)

Tujuan investasi yang utama di antaranya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan uang. Beberapa pertanyaan pun bisa jadi acuan bagi kamu yang selama ini kerap panik dalam berinvestasi.

Di antaranya seperti bagaimana cara dalam menghasilkan uang? Apakah proses menghasilkan cuan perlu diketahui? Apakah produk investasi yang dibeli sudah sesuai dengan portofolio? Dan bagaimana agar bisa meminimalisir risiko kehilangan?

Pertanyaan itu perlu kamu jawab secara jujur. Pada dasarnya, kepanikan itu terjadi karena sebagian investor tidak siap degan risiko kehilangan yang terjadi.

Hal itu lantaran kebanyakan investor lebih mengutaman pertumbuhan profit dibandingkan meminimalisasi risiko kehilangan.

2. Buat rencana investasi

ilustrasi dana (IDN Times/Aditya Pratama)

Investasi membutuhkan rencana yang sesuai dengan kemampuan kamu, terutama dalam hal pengelolaan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Kepanikan pun muncul jika kamu sebagai investor ingin segera kaya dalam waktu cepat dan tidak memiliki rencana investasi yang baik.

Bagi kamu yang masih menjadi investor pemula, kepanikan kerap muncul akibat kondisi di media sosial. Belum lekang dari ingatan publik bahwa pada masa pandemik COVID-19 setahun lalu banyak figur publik yang memengaruhi kenaikan harga saham dan mata uang kripto akibat tulisannya di media sosial.

Mengolah informasi memang menjadi bagian dari strategi berinvestasi, tapi ada baiknya disesuaikan kembali dengan rencana investasi kamu.

Hal itu karena yang akan menghadapi kerugian dan kehilangan uang adalah kamu sendiri. Gunakan uang kamu sebaik-baiknya dengan merencanakan tujuan investasi, waktu yang dibutuhkan dan seberapa banyak uang yang sebaiknya kamu alokasikan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya