Sri Mulyani: Perbankan Syariah Tangguh selama Pandemik COVID-19
Aset perbankan syariah cukup tinggi per Juli 2021
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa perbankan syariah menjadi salah satu industri yang sanggup bertahan dengan baik sepanjang pandemik COVID-19 sejak awal tahun lalu.
"Industri perbankan syariah meskipun kita lihat di dalam suasana krisis pandemik ini mereka juga menunjukkan adanya resiliensi," kata Sri Mulyani, saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Bank Syariah Indonesia (BSI), secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Baca Juga: Bank Syariah Merger, OJK Berharap Inklusi Keuangan Syariah Meningkat
1. Market share bank syariah masih kecil, tetapi asetnya tumbuh tinggi
Resiliensi tersebut ditunjukkan industri perbankan syariah lewat aset yang tumbuh cukup tinggi di tengah masih kecilnya market share. Sri Mulyani mengungkapkan, per Juni 2021 lalu, market share dari bank syariah masih ada di bawah 7 persen atau tepatnya di angka 6,59 persen.
"Namun, aset perbankan di bidang syariah ini secara triwulanan, yaitu pada triwulan ke-II tahun 2021 menunjukkan growth yang cukup tinggi yaitu 15,8 persen secara yoy (year on year)," ucap dia.
Selain aset, dana pihak ketiga alias DPK yang ditempatkan masyarakat di bank syariah juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi, yakni 16,54 persen. Hal tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan DPK bank konvensional.
Baca Juga: Kenali 8 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Ini
Baca Juga: RI Mayoritas Umat Muslim, tapi Pasar Bank Syariah cuma 6,5 Persen