TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amortisasi: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Penjelasan apa itu amortisasi

Pexels/Startup Stock Photos

Apakah kamu pernah mendengar istilah amortisasi dalam istilah akuntansi? Bisa dikatakan, amortisasi merupakan sebuah ilmu dalam akuntansi yang berkaitan erat dengan alokasi biaya aktiva yang tidak berwujud. Ini mengacu pada pengurangan kewajiban sehingga pembayaran biaya pokok serta bunganya bisa teratur.

Dengan kata lain, amortisasi adalah sebuah penurunan maupun pengurangan nilai sebuah aktiva tidak berwujud untuk setiap periode akuntansi yang sudah terlewati. Kamu bisa mengetahui lebih lengkap tentang apa itu amortisasi, dengan membaca tulisan di bawah ini.

Baca Juga: Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Manajemen 

1. Metode yang dilakukan dalam amortisasi

unsplash.com/ Cathryn Lavery

Metode amortisasi memiliki dua jenis, yakni garis lurus dan saldo menurun. Pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan, metode serta penilaian amortisasi aset tidak berwujud, bisa dikelompokkan menurut masa manfaat yang penjelasannya ada di bawah ini.

A. Metode Garis Lurus

Sistem garis lurus yang satu ini merupakan sistem alokasi beban biaya yang total biayanya selalu dianggarkan setiap tahun dengan nilai sama. Bisa dikatakan, metode garis lurus adalah nilai biaya yang penyusutannya selalu stabil setiap tahun.

B. Metode Saldo Menurun

Untuk metode saldo menurun merupakan sebuah sistem alokasi beban biaya yang jumlahnya dianggarkan justru semakin menurun setiap tahun seiring dengan bertambahnya masa manfaat aset tersebut. Pada metode saldo menurun ini, tahun perolehan biaya penyusutan akan jauh lebih besar dan di tahun berikutnya biaya justru semakin kecil.

2. Pengertian dana amortisasi

pixabay/6689062

Di dalam amortisasi, ada istilah lainnya yang bernama dana amortisasi yang biasa juga disebut dengan amortization fund. Jenis tersebut adalah suatu kumpulan kas maupun dana yang secara digunakan untuk melunasi biaya amortisasi untuk setiap periode.

Cara tersebut memiliki tujuan agar perusahaan bisa membayar tagihan dari biaya amortisasi yang sedang berjalan. Dengan begitu, maka perhitungan nilai jual aset tersebut bisa didapat melalui sistem amortisasi.

3. Contoh amortisasi

pexels/bongkarn thankyakij

Contoh yang paling mudah dari adanya amortisasi adalah pembayaran tagihan bulanan seperti utang kartu kredit, kendaraan bermotor, KPR rumah, dan sejenisnya. Dengan kata lain, Amortisasi sangat erat kaitannya dengan pinjaman maupun hutang baik itu individu maupun kelompok.

Sistem pembayaran amortisasi juga mempunyai perhitungan khusus, yakni nilai cicilan haruslah lebih besar dari nilai pokok pinjaman dan bunga yang diberikan pada peminjam. Untuk pembayaran angsuran bisa membuat nilai amortisasi akan lunas sampai pada waktu jatuh tempo.

Baca Juga: Ini Bedanya Jurnal Umum dan Khusus, Penting Banget di Akuntansi!

4. Hubungan amortisasi dan depresi

pixabay.com/Stevepb

Pada dasarnya Amortisasi dengan Depresi nilai aset mempunyai ikatan satu sama lain. Bahkan, tidak hanya dari sisi pengertiannya saja, kedua istilah akuntansi itu juga terikat pada beberapa poin lainnya.

Contohnya saja  dari sisi definisi, Amortisasi dan juga Depresi selalu berkaitan tentang nilai aset suatu perusahaan. Apabila Amortisasi merupakan pengurangan nilai berdasarkan aktiva tidak berwujud  sebuah perusahaan, maka Depresi  lebih fokus pada perubahan pada jenis aset berwujud pada suatu perusahaan.

5. Perbedaan antara amortisasi dengan depresi

Pixabay.com

Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya bahwa meskipun Amortisasi dan Depresi memiliki keterikatan, namun keduanya tetap memiliki perbedaan. Umumnya, depresi aset merupakan biaya penyusutan aset tetap terhadap manfaatnya seperti pada kendaraan bermotor.

Sedangkan pada amortisasi lebih condong pada penyusutan nilai aktiva yang tidak berwujud seperti periode akuntansi. Perusahaan dapat menghapus aset tidak berwujud dengan sistem amortisasi bernama Goodwill.

6. Waktu mulai untuk amortisasi

Kalender dalam sebuah buku catatan (Shutterstock/Pra Chid)

Untuk melakukan amortisasi  pada harta tidak berwujud biasanya dimulai pada bulan-bulan pengeluaran. Jika dilihat pada peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 248/PMK.03/2008, ada bidang usaha tertentu yang diatur sebagai berikut:

  1. Bidang kehutanan, yakni bidang usaha, kawasan hutan, serta hasil hutan yang tanamannya bisa berproduksi sesering mungkin dan bisa menghasilkan setelah ditanam lebih dari setahun.
  2. Bidang perkebunan yang jenisnya tanaman keras, yakni bidang usaha perkebunan yang selalu berproduksi terus dan selalu menghasilkan setelah ditanam lebih dari setahun.
  3. Bidang peternakan, yakni bidang usaha yang selalu berproduksi dan juga terus menerus dan dapat dijual setelah dipelihara minimal satu tahun.

Baca Juga: 5 Perbedaan Pinjaman Online dan Pinjaman Bank 

Seorang pria yang sedang menghitung uang (pexels.com/Piotr Adamovics)

Dari apa yang sudah dijelaskan di atas, kita sudah tahu apa itu Amortisasi dan juga perbedaannya dengan Depresi. Apakah Anda juga sedang menyusun amortisasi untuk perusahaan juga?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya