3 Tantangan Finansial Terbesar bagi Gen Z, Apa Saja?
Belum pernah dihadapi generasi lain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gen Z tumbuh dewasa, lulus sekolah, dan memulai karier di tengah pandemik COVID-19, yang memiliki dampak besar pada pasar tenaga kerja dan ekonomi secara luas. Akibatnya, Gen Z kini menghadapi beberapa rintangan finansial yang unik.
"Gen Z telah terpukul lebih keras oleh dampak finansial dari pandemik COVID-19 dibandingkan generasi sebelumnya," kata Managing Editor SuperMoney, Andrew Latham.
Dia mengatakan, 7 dari 10 orang harus melakukan penyesuaian karena tekanan keuangan akibat pandemik. Gen z menghadapi utang mahasiswa yang menumpuk, memasuki dunia kerja saat resesi global yang disebabkan oleh pandemik, dan menanggung peningkatan kerentanan keuangan terbesar.
Selain itu, Gen Z lebih cenderung meminjam uang dan pindah ke tempat tinggal yang lebih terjangkau karena pandemik dibandingkan generasi lainnya.
GOBankingRates berbincang dengan para ahli mengenai hambatan keuangan ini dan banyak lagi, serta bagaimana Gen Z dapat melewati rintangan unik mereka.
Baca Juga: Dear Gen Z, Ini Tugas Partai Politik Sesuai Undang-Undang
1. Gen Z memasuki pasar kerja yang luar biasa sulit
Karena pandemik, mendapatkan pekerjaan, terutama yang bergaji tinggi menjadi sulit bagi kalangan Gen Z yang baru saja memasuki dunia kerja.
"Mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang baik sebagian besar hanya diperuntukkan bagi mereka yang beruntung dan memiliki koneksi yang baik," ujar Brian Hamilton, CEO One.
Kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi merupakan ketakutan umum di antara banyak lulusan baru dan yang baru saja lulus.
"Kami baru-baru ini melakukan survei tentang prospek karier lebih dari 15 ribu mahasiswa dan lulusan baru (usia 18-25 tahun) dari seluruh dunia, dan ketika ditanya tentang ketakutan terbesar mereka terkait jalur karier, kekhawatiran terbesar para mahasiswa adalah gaji yang rendah di sektor yang mereka sukai (26 persen)," ujar Peter Watkins, yang memimpin Program Afiliasi Universitas di CFA Institute di EMEA.
Hal ini membuat banyak orang tidak yakin dengan jalur karier mereka. Kayla Kilbride a.k.a. @girlstalkstocks berujar bahwa banyak orang menghadapi rintangan selama beberapa tahun terakhir ini, dan pandemik tidak mudah bagi sebagian besar orang, terutama orang dewasa muda.
"Anak-anak Gen Z yang lebih tua yang baru memasuki dunia kerja dipaksa untuk mengevaluasi kembali karier mereka sejak dini," ujarnya.
Namun, Kilbride percaya bahwa ada beberapa sisi positif dari pasar kerja yang penuh tantangan ini. Gen Z ditantang untuk berpikir secara berbeda selama masa paling kritis dalam hidupnya.
"Saya merasa ini adalah kesempatan bagi kita untuk mendefinisikan ulang kesuksesan tanpa tekanan dari semua orang di sekitar kita yang membuat kita merasa bahwa kita seharusnya sudah mengetahui segalanya," tuturnya.
Ella Gupta, duta besar Greenlight dan pakar keuangan Gen Z, juga melihat beberapa hal positif dalam situasi ini.
Editor’s picks
"Meskipun anggota generasi tertua dari generasi ini tidak dapat dipungkiri merasakan penderitaan saat mereka memasuki pasar kerja yang sulit, pandemik ini secara kebetulan terjadi pada saat mayoritas Gen Z masih muda dan dapat belajar dari krisis ini, bukannya tergelincir secara finansial," ujarnya.
Pandemik, menurutnya memperkuat pentingnya jaring pengaman finansial yang dikembangkan dengan baik. Dia sangat menyarankan agar semua anak muda mulai sekarang membangun dana darurat. Selain itu, berinvestasi pada diri sendiri melalui pendidikan juga sangat penting.
"Mengembangkan literasi keuangan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan finansial," sebutnya.
Baca Juga: Dear Gen Z, 5 Hal Positif Ini Bisa Kamu Lakukan bareng Gengmu!