TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi, Relate Gak Sama Kamu?

Cari tahu biar bisa hadapi masalah keuanganmu

Ilustrasi uang (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Mengelola keuangan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, merdeka dari persoalan keuangan. Dibutuhkan perjuangan untuk bisa mencapai titik tersebut.

Sebelum bisa mengelola keuangan dengan baik pun, ada permasalahan keuangan yang kerap kali dihadapi. Menurut Certified Financial Planner (CFP), Annisa Steviani, ada 4 masalah keuangan yang kerap ditemui, terutama bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: 5 Jenis Generasi Sandwich, Ini Tips untuk Mengatasi Tantangannya

Baca Juga: 5 Catatan Penting dalam Mengatur Keuangan di Kondisi Krisis

1. Sandwich generation

ilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Permasalahan pertama yang banyak ditemui di Indonesia adalah sandwich generation. Annisa mengatakan sandwich generation tak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan finansial orang tua, tapi juga adanya faktor budaya.

Annisa mengatakan, sandwich generation ini adalah wujud dari kurangnya literasi keuangan di masyarakat.

"Jadi dari awal punya anak mindset-nya, 'nanti anakku nih yang mengurus aku di masa tua'. Itu kan faktor budaya. Anak itu adalah investasiku. Jadi beratnya di situ," kata Annisa dalam kunjungan Bank Jago ke kantor IDN Media.

Baca Juga: Heboh Afiliator Binary Option, Mendag: Itu Kriminal!

2. Pay Later di mana-mana, masyarakat makin mudah berutang

ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Jumlah entitas fintect peer to peer lending atau pinjaman online (pinjol) cukup banyak di Indonesia. Selain itu, saat ini fitur pay later atau bayar nanti bisa ditemui di e-commerce; aplikasi ride hailing; aplikasi pemesanan tiket pesawat atau hotel; dan sebagainya.

Hal tersebut pun mempermudah akses masyarakat untuk berutang. Dan ketika memakainya, belum tentu orang tersebut sanggup membayarnya.

"Sehingga masalah keuangan menjadi lebih kompleks. Banyak orang jadi punya utang pinjol, utang-utang yang sebenarnya mereka itu gak bisa bayar, hanya karena pinjamnya mudah," ucap dia.

3. Tidak punya kebiasaan menabung dan cepat menyerah berinvestasi

Ilustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menabung dan berinvestasi adalah bagian dari pengelolaan keuangan yang baik. Jika tak bisa menjalankannya, maka itu disebut sebagai permasalahan keuangan. Annisa mengatakan, menabung dan berinvestasi harus dimulai secara bertahap, sehingga lama-kelamaan menjadi terbiasa.

"Pasti banyak di sini teman-teman yang ingin mulai menabung tahun ini, karena ini bulan Januari, jadi ingin mulai menabung. Bulan ini berhasil, bulan depan menyerah. Akhirnya bilang, 'kayaknya saya gak bakat nabung deh'. Padahal baru coba 2 kali gajian. Wajar gak sih kalau gak bisa? Anak kecil saja belajar jalan gak 2 kali langsungg lancar. Mungkin kita hrs coba 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan, baru lancar, baru terbiasa," kata Annisa.

Baca Juga: 5 Pos Simpel untuk Alokasi Gaji Bulanan, Kelola dengan Bijak!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya