TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Jenis Generasi Sandwich, Ini Tips untuk Mengatasi Tantangannya

Kamu termasuk yang mana? Yuk, jadi #BetterSandwichGen!

Astra Life #BetterSandwichGen Dimulai Dari Kamu! Virtual Media Gathering 2021 (dok. Tangkapan Layar)

Jakarta, IDN Times - Istilah sandwich generation atau generasi sandwich kerap digunakan dalam perencanaan keuangan. Di Indonesia, sebagian besar usia produktif termasuk dalam generasi sandiwich. Sebenarnya, apa itu generasi sandwich?

Head of Marketing, Branding & Digital Astra Life, Windy Riswantyo mengatakan generasi sandwich adalah generasi orang-orang yang memiliki tanggungan yakni orang tua, pasangan, dan anak. Bahkan, ada juga yang masih menanggung biaya hidup dari kakek dan neneknya, serta saudara kandungnya.

"Kira-kira ini adalah terminologi yang digunakan terutama oleh perencana keuangan untuk menggambarkan generasi yang hidupnya harus menanggung baik orang tua yang di atas maupun juga anak dan pasangan," kata Windy dalam Astra Life #BetterSandwichGen Dimulai Dari Kamu! Virtual Media Gathering 2021, Kamis (21/10/2021).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Astra Life terhadap 1.828 responden usia produktif, 48,7 persen di antaranya merupakan generasi sandwich.

Baca Juga: Asuransi Astra Luncurkan Garda Healthtech, Ini Sederet Manfaatnya

1. Ada 5 jenis generasi sandwich di Indonesia

Head of Marketing, Branding & Digital Astra Life, Windy Riswantyo (dok. Tangkapan Layar)

Melalui kampanye #BetterSandwichGen tersebut, Windy juga mengenalkan ada 5 jenis generasi sandwich di Indonesia. Pertama, open faced sandwich yakni mereka yang belum menikah, namun harus membiayai orang tua atau adik/kakak. Pada umumnya, generasi sandwich adalah orang-orang dari kelompok ekonomi ke atas dan kebanyakan dari mereka masih bisa menabung untuk dana darurat.

Kedua, extended open faced sandwich yakni kondisi yang dialami oleh generasi Y yang harus menanggung orang tua dan adik/kakak.

Ketiga, traditional sandwich yakni mereka yang masih tinggal bersama orang tua dan anak. Sehingga, mereka harus membiayai orang tua dan anak. Mereka juga menabung dana pendidikan untuk anak.

Keempat, extended sandwich yakni mereka yang menanggung biaya hidup orang tua, lebih dari 1 orang adik/kakak, dan juga anak. Biasanya, mereka memiliki penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan lebih khawatir untuk bisa membayar utang.

Tipe kelima adalah club sandwich yakni mereka yang harus membiayai orang tua, kakek/nenek dan anak, atau mereka yang harus menanggung biaya hidup orang tua, anak dan cucu. Tipe ini memiliki tanggungan paling besar.

Dari survei yang dilakukan Astra Life tersebut, 15,4 persen dari responden termasuk pada jenis extended open faced sandwich. Sementara itu, 33,3 persen di antaranya termasuk jenis traditional sandwich, 20,5 persen extended traditional sandwich, dan 1,6 persen termasuk dalam jenis club sandwich.

Perlu dicatat, meski jumlah club sandwich paling sedikit, namun generasi sandwich lainnya yang mendominasi berpotensi menjadi club sandwich di masa mendatang. "Memang kalau kita lihat secara persentase, masyarakat kelas produktif di Indonesia sebagian besar ada di traditional sandwich," ujar Windy.

2. Generasi sandwich menjadi budaya di Indonesia

ilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Survei menunjukkan 73,5 persen responden menganggap bahwa menjadi generasi sandwich atau merupakan tanda syukur dan rasa peduli terhadap orang tua. Namun, ternyata mereka memiliki 5 kekhawatiran.

"Pertama mempersiapkan dana pensiun, membeli rumah atau properti untuk keluarga. Lalu dana untuk membiayai orang tua, membayar kredit atau utang, dan terakhir untuk masa depan anak," tutur Windy.

Lebih lanjut, survei menunjukkan 83,6 persen responden percaya kalau mereka sebagai generasi sandwich mampu merawat tanggungannya dengan baik. Sayangnya, hanya 13,4 persen responden yang memiliki kesiapan finansial baik dalam memenuhi kebutuhan pokok, menabung, dan berinvestasi.

"Yang lainnya bagaimana? Ternyata 52 persen bahkan dana darurat saja belum punya. 68 persen bahkan belum mempersiapkan dana pendidikan anak. 33 persen belum punya tabungan jadi masuk setiap bulan pendapatan, keluar juga, bahkan bisa lebih besar. Dan yang punya asuransi hanya 8-10 persen," tutur dia.

Apalagi, ketika pandemik COVID-19 datang, pengeluaran untuk kesehatan semakin meningkat, sehingga memangkas dana darurat dan tabungan yang sudah disiapkan.

Baca Juga: 5 Langkah Biar Kamu Gak Jadi Generasi Sandwich

3. Pembahasan mengenai tanggungan jadi hal tabu

Influencer, Andra Alodita dalam dalam Astra Life #BetterSandwichGen Dimulai Dari Kamu! Virtual Media Gathering 2021 (dok. Tangkapan Layar)

Windy mengatakan pembahasan mengenai tanggungan baik dengan keluarga maupun pasangan adalah hal yang penting. Dengan membahas tanggungan-tanggungan yang dimiliki, generasi sandwich bisa menemukan solusi untuk menangani permasalahan-permasalahan keuangan yang biasa dihadapi. Sayangnya, pembahasan mengenai tanggungan itu kerap dinilai tabu.

"Ini hal tabu karena memang ini kewajiban anak, jadi kita cenderung menghindari pembicaraan ini," ujar Windy.

Menurutnya, membahas mengenai tanggungan bukanlah menghilangkan tanggung jawab. Justru dengan membahasnya, generasi sandwich bisa menemukan kekuatan super atau super power agar memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik.

"Padahal bukannya salah, bukannya menghilangkan tanggung jawab, bukannya memutus rantai. Kita tahu budaya Indonesia, it's a blessing bisa mengurus orang tua, tapi kita perbesarlah kekuatan kita. Karena kita butuh super power," kata dia.

Influencer, Andra Alodita mengaku dirinya secara terbuka membahas persoalan keuangan yang dihadapi, terutama ketika dia menyadari bahwa dirinya termasuk generasi sandwich. Dengan cara itu, Andra bisa menghindari kesalahan-kesalahan finansial yang pernah dilakukan sebelumnya, dan memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik.

"Aku tidak mau mengulang kesalahan-kesalahan finansial. Karena dulu zaman orang tua kita, literasi keuangan itu belum sebanyak sekarang. Ada workshop, ada edukasi di mana-mana kita bisa dapat. Jadi aku belajar dari apa yang sudah terjadi. Jadi aku mau jadi orang yang lebih baik, mengerti situasi ini, dan mencari solusi," kata Andra yang turut hadir dalam acara tersebut.

Baca Juga: Kamu Sandwich Generation? Atur Keuanganmu dengan Cara Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya