Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi grafik (pexels.com/Lukas)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disinvestasi adalah pengurangan atau penghentian investasi. Ini dilakukan dengan menjual pabrik dan peralatannya, atau tidak memelihara atau mengganti aktiva modal yang aus dalam penggunaannya.

Penjelasan selengkapnya mengenai apa itu disinvestasi, bisa kamu simak di bawah ini. 

1. Pengertian disinvestasi

unsplash.com/@micheile

Disinvestasi bukan acuan bahwa perusahaan tersebut mengalami kebangrutan karena menjual asetnya, tapi justru salah satu tindakan untuk pemeliharaan aset. Singkatnya disinvestasi adalah sebuah tindakan menjual aset misalnya menjual anak perusahaan. Dengan penjualan aset tersebut disinvestasi mengacu pada pengukuran belanja modal, sehingga dapat memfasilitasi alokasi ulang sumber daya dana ke sektor yang lebih produktif.

Tujuan utama disinvestai adalah untuk memaksimakan keuntungan atas investasi yang berkaitan langsung dengan barang modal, infrastruktur, dan tenaga kerja. Dapat dipahami juga disinvestasi ini merupakan kebalikan dari investasi. Jika investasi adalah penambahan aset, disinvestasi adalah pengurang aset yang tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan.

2. Motif disinvestasi

Ilustrasi uang koin (unsplash.com/@f7photo)

Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya ketika bertindak pasti telah melakukan perhitungan perencanaan dan strategi bisnis. Termasuk ketika melakukan disinvestasi, ketika langkah disinvestasi terjadi pasti dibelakang tindakan tersebut ada sebuah motif kuat.

Motif pertama selalu mengacu pada keuntungan, dan pengurangan beban biaya perusahaan. Namun masih banyak motif lainnya, diantaranya sebagai berikut:

  1. Perusahaan ingin fokus pada bisnis yang paling menguntungkan, sehingga melakukan disinvestasi terhadap aset yang tidak termasuk dalam bisnis tersebut.
  2. Mendapatkan keuntungan berlipat ganda ketika menjual aset di waktu yang tepat ketika harga pasar tinggi.
  3. Menghindari potensi kerugian dan kegagalan lebih besar ketika aset tersebut sudah tidak menguntungkan.

Masih ada motif lainnya yang dalam buku Merger, Akuisisi & Divestasi  yang ditulis Abdul Moin. Menurutnya di dalam buku tersebut ada dua alasan utama perusahaan melakukan disinvestasi

1. Alasan internal perusahaan 

  • Mengembalikan kompetensi inti bisnis
  • Menjauhi sinergi negatif
  • Menghilangkan bisnis yang tidak menguntungkan lagi
  • Paceklik keuangan
  • Terjadi perubahan prioritas atau strategi
  • Mencari tambahan dana untuk bisnis utama, atau prioritas lain
    Membuat bisnis berdiri sendiri, dengan melepas unitnya.

2. Alasan eksternal perusahaan :

  • Aset bisnis milik negara
  • Aset bisnis merupakan barang sengketa.
  • Aset bisnis dijadikan jaminan

3. Jenis disinvestasi

Unsplash.com/Thought Catalog

Disinvestasi dalam penerapannya terdapat beberapa jenis, yaitu: 

1. Disinvestasi komoditisasi dan segmentasi

Disinvestasi dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan besar, sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi segmen produk dengan keuntungan paling besar. Misalnya perusahaan dapat mempertimbangkan menjual alat industri ketika keuntungannya di bawah rata-rata alat konsumen.

2. Disinvestasi aset tidak pas

Perusahaan dapat melakukan disinvestasi untuk melepaskan aset yang tidak sesuai dengan strategi keseluruhan perusahaan. Misalnya perusahaan tersebut bergerak pada operasi domestik, perusahaan tersebut dapat menjual aset yang menjalankan operasional luar negeri.

Dampak positif dari disinvestasi ini, perusahaan dapat mengakuisisi pengurangan total biaya pembelian, dan dapat melakukan pengoptimalan keuntungan, dan dapat mengurangi hutang perusahaan.

3. Politik dan hukum

Disinvestasi selanjutnya dilakukan karena perusahaan telah diisukan melakukan monopoli secara hukum dan harus melepaskan seluruh aset kepemilikan untuk melanjutkan bisnis yang sehat.

4. Metode disinvestasi

ilustrasi uang (pexels.com/Pixabay)

Menentukan langkah disinvestasi harus dengan langkah yang pasti dan metode yang sudah terukur. Ini penting agar hasil disinvestasi didapatkan dengan maksimal. Berikut ini adalah metode Disinvestasi yang biasanya dilakukan dalam sebuah perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Metode penjualan

Metode penjualan adalah tipe paling umum dari kegiatan disinvestasi atau penjualan aset. Langkah disinvestasi yang sering dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah melakukan penjualan unit bisnis, penjualan divisi, atau penjualan beberapa aset perusahaan ke perusahaan lain.

2. Metode spin-off

Metode spin-off merupakan metode yang mengambil langkah perusahan induk untuk mengubah salah satu divisi menjadi unit usaha lain yang masih masuk dalam satu buku akuntansi perusahaan induknya secara terpisah. 

Saham unit usaha barau ini akan dibagikan kepada pemegang saham perusahaan induk.

3. Metode care-out

Metode care-out yaitu perusahan induk mengubah salah satu divisi menjadi usaha yang berdiri sendiri secara terpisah termasuk dalam catatan buku akuntansinya. Saham usaha baru ini akan dijual ke publik.

Dalam metode ini saham bukan hanya pemilik awal dari perusahaan induk, tapi juga publik dapat membeli saham usaha baru ini. sehingga menambah jumlah kepemilikan saham, bisanya pemilik saham induk tetap menjadi mayoritas di usaha baru tersebut.

4. Metode tracking stock

Metode tracking stock adalah cara menerbitkan tracking stock yang dimaksudnya untuk menelusuri performa kerja divisi tertentu pada perusahaan. Saham dari divisi tracking stock diperdagangkan secara terpisah, walaupun tetap menjadi bagian perusahaan induk.

5. Dampak disinvestasi kepada perusahaan

pixabay/Hans

Setiap strategi dan langkah yang dilakukan perusahaan selalu memiliki dampak kepada operasional perusahaan tersebut. Diantaranya adalah:

1. Rebalancing neraca keuangan

Aset perusahan akan berkurang ketika perusahaan melakukan divestasi bisnis usahanya. Namun dampak positifnya hutang yang dibawa perusahan akan berpindah tangan kepada pembeli aset tersebut. 

Tapi, jika dalam kontrak terdapat perjanjian lain bisa jadi hutang tetap dibebankan kepada perusahaan yang melakukan divestasi.

2. Kehilangan potensi pendapatan

Dampak lain yang akan dirasakan oleh perusahaan adalah potensi pendapatan pada aset yang dijualnya, bisanya akan dirasakan pada jangka panjang operasional perusahaan.

Demikianlah penjelasan disinvestasi yang harus kamu pahami dan ketahui untuk melancarkan usaha kamu.

Editorial Team