Ini 5 Risiko Obligasi, Harus Siap Sebelum Investasi!

Jakarta, IDN Times - Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang populer di kalangan investor. Dengan mengendapkan modal pada obligasi, maka kamu akan mendapatkan berbagai macam keuntungan.
Di samping keuntungan tersebut, sebagaimana instrumen investasi, risiko obligasi pastinya selalu ada. Risiko pada obligasi yang harus dihadapi investor sangat beragam.
Apa saja risikonya? Berikut daftarnya.
1. Suku bunga

Risiko obligasi yang pertama ada pada tingkat suku bunga. Dalam hal ini, nilai obligasi akan naik ketika BI Rate turun. Sedangkan, ketika suku bunga bank bertambah, nilai obligasi cenderung lebih rendah.
Maka itu, obligasi memiliki risiko saat suku bunga naik maupun turun.
2. Gagal bayar

Hal ini tentu menghantui semua investor yang berinvestasi pada obligasi. Baik obligasi dari korporasi maupun pemerintah, menakuti hal ini.
Namun, risiko obligasi pemerintah lebih aman dari kemungkinan gagal bayar, risiko dalam obligasi korporasi masih mungkin terjadi. Jadi, pahami dan kenali terlebih dulu penerbit obligasi yang terpercaya sebelum berinvestasi. Sehingga terhindar risiko obligasi yang gagal bayar.
3. Maturitas

Risiko obligasi selanjutnya maturitas akan semakin tinggi ketika masa jatuh tempo semakin panjang. Hal ini karena penerbit obligasi akan menambahkan voucher atau kupon bunga yang cukup tinggi pada jenis obligasi dengan jatuh tempo yang lama.
4. Peringkat

Pada peringkat, risiko obligasi akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pasar dan posisi peringkat di pasar saham. Jadi, hal ini akan menurunkan permintaan atau nilai obligasi dan sebaliknya secara fluktuatif.
5. Likuiditas

Pada likuiditas, risiko obligasi biasanya disebabkan oleh faktor yang berpengaruh dalam risiko pada obligasi likuiditas. Hal ini adalah kupon bunga, masa jatuh tempo obligasi, serta karakteristik penerbit.