Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi transaksi QRIS memudahkan layanan keuangan digital (IDN Times/ Feny Maulia Agustin)
Ilustrasi transaksi QRIS memudahkan layanan keuangan digital (IDN Times/ Feny Maulia Agustin)

Intinya sih...

  • Lebih dari 56 juta pengguna QRIS di Indonesia, sebagian besar berasal dari pelaku UMKM

  • Volume transaksi ritel melalui BI-FAST mencapai 335,34 juta dengan nilai Rp849,51 triliun pada April 2025

  • Tingkatkan kewaspadaan dalam menghadapi perkembangan digital dan pentingnya penguatan sistem perlindungan dalam transformasi digital

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) terus memperluas kerja sama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dengan berbagai negara. Bahkan dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di China dan Arab Saudi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan saat ini QRIS sudah bisa digunakan di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Bahkan, pada 17 Agustus mendatang, QRIS sudah dapat digunakan di Jepang.

“Insya Allah, 17 Agustus nanti kita bisa gunakan QRIS untuk outbound di Jepang. Kita juga akan launching uji coba QRIS yang terhubung dengan China dan negara-negara lain, termasuk Arab Saudi,” tutur Perry dalam agenda Kick Off Hackathon Bank Indonesia, Kamis (5/6/2025).

1. Ada 56 juta pengguna QRIS

Ilustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Bank Indonesia)

Perry menjelaskan sejak diluncurkannya Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) pada November 2019, telah banyak capaian membanggakan yang diraih Indonesia. Salah satunya adalah dalam hal penggunaan QRIS.

“Lebih dari 56 juta pengguna dan 38 juta merchant telah menggunakan QR Indonesian Standard (QRIS), yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM. Bahkan, QRIS kini telah terhubung secara internasional dengan beberapa negara lain,” ujar Perry.

2. Volume transaksi ritel melalui BI Fast capai 335,34 juta

Ilustrasi BI-FAST (Dok. YouTube/Bank Indonesia)

Di samping itu, transaksi BI-FAST juga tumbuh pesat. Layanan transfer milik Bank Indonesia ini jelas Perry, semakin digemari oleh masyarakat. Tercatat volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 335,34 juta transaksi atau tumbuh 42,91 persen year on year (yoy), dengan nilai mencapai Rp849,51 triliun pada April 2025. 

"Transaksi BI-FAST yang tumbuh sangat pesat semakin digemari masyarakat dengan biaya yang murah tanpa henti cepat dan aman," ucapnya.


3. Tingkatkan kewaspadaan dalam menghadapi perkembangan digital

Nasabah BRI melakukan transaksi digital. (Dok. BRI)

Adapun hingga April 2025 volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tumbuh tinggi sebesar 154,86 persen secara yoy, yang didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant

Selain QRIS, ia juga menyoroti kemajuan infrastruktur pembayaran digital lainnya seperti BI-FAST dan Standar Nasional Open API (SNAP) yang mendukung efisiensi dan konektivitas antar pelaku industri.

Meski demikian, Perry mengingatkan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi pembayaran.

Perry juga menekankan pentingnya penguatan sistem perlindungan dalam transformasi digital. Oleh karena itu, aspek manajemen risiko, keamanan data, dan perlindungan konsumen harus terus ditingkatkan seiring dengan laju inovasi.

“Tentu saja kita tidak boleh lengah, kita harus bersama terus mendorong digitalisasi nasional ke depan. Inovasi digital juga berkembang cepat dengan semakin banyak berkembangnya artificial intelligence, virtual reality dan berbagai layanan pembayaran secara digital,” jelasnya.

Editorial Team