Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menentukan Limit Kartu Kredit Berdasarkan Gaji yang Sesuai

ilustrasi kartu kredit (unsplash.com/CardMapr.nl)

Setiap kali mengajukan kartu kredit, pertanyaan yang sering muncul adalah berapa besar limit yang akan diberikan. Mengetahui batas limit kartu kredit menjadi hal krusial karena dari sinilah kamu bisa tahu seberapa fleksibel kartu itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Faktor penentu limit tidak sembarangan, sebab bank akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk jumlah gaji bulananmu.

Ketentuan dari regulator seperti Bank Indonesia juga menetapkan batasan agar penggunaan kartu kredit tetap terkendali. Tidak cuma perkara besar kecilnya nominal, tapi juga menyangkut kelayakan secara finansial. Langsung saja, ini dia penjelasan lengkapnya supaya kamu bisa lebih cermat dalam memakai kartu kredit!

1. Pihak bank menetapkan batas maksimal tiga kali dari penghasilan bulanan

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/Pixabay)

Setiap bank memiliki sistem perhitungan tersendiri untuk menentukan seberapa besar limit kartu kredit yang bisa diberikan pada calon nasabahnya. Namun, berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia, batas maksimal limit kartu kredit yang bisa diperoleh seseorang adalah sebesar tiga kali dari penghasilan bulanan yang dimiliki. Misalnya kamu punya penghasilan bulanan Rp5 juta, maka batas maksimal kartu kredit yang biasanya diberikan tidak akan melampaui Rp15 juta.

Sistem ini dibuat untuk menjaga agar penggunaan kartu kredit tidak melebihi kemampuan membayar cicilan di kemudian hari. Oleh karena itu, pihak bank sangat memperhatikan nominal gaji sebagai dasar utama sebelum menyetujui limit yang diajukan. Ketentuan ini juga bertujuan untuk melindungi kamu dari beban keuangan yang terlalu berat.

2. Profil risiko menjadi penentu tambahan bagi pemilik gaji tinggi

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/Pixabay)

Sementara itu, untuk pemegang kartu kredit yang berpenghasilan di atas Rp10 juta per bulan, aturan tiga kali lipat gaji tidak serta-merta berlaku mutlak. Pihak bank biasanya akan melakukan evaluasi lebih dalam terhadap profil risiko dari masing-masing pemohon. Penilaian ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari seberapa besar pengeluaran rutin, stabilitas keuangan, hingga histori pembayaran kredit lainnya.

Jadi, meskipun kamu memiliki penghasilan Rp15 juta atau bahkan lebih tinggi, belum tentu limit yang didapatkan mencapai Rp45 juta. Bank tetap akan mempertimbangkan apakah keuanganmu cukup stabil untuk menanggung risiko limit tinggi. Jika kamu pernah memiliki catatan buruk seperti menunggak cicilan atau membayar tagihan tidak tepat waktu, kemungkinan besar limit yang diberikan tetap konservatif.

3. Riwayat kredit yang baik bikin limit kamu lebih fleksibel

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/energepic.com)

Track record pembayaran yang baik akan sangat memengaruhi bagaimana bank memandang kelayakan kamu dalam mengelola utang, lho. Jika selama ini kamu selalu membayar cicilan tepat waktu, tidak pernah memiliki tunggakan, serta mampu menyelesaikan kewajiban finansial secara disiplin, maka bank akan melihat kamu sebagai nasabah yang bertanggung jawab. Ini menjadi nilai plus yang bisa mendukung persetujuan limit lebih tinggi.

Selain itu, jika kamu pernah memiliki kartu kredit sebelumnya dengan histori yang bagus, biasanya bank penerbit baru juga akan mempertimbangkan hal ini. Mereka akan melihat kamu sebagai pihak yang layak diberi kepercayaan lebih besar. Sebaliknya, bila rekam jejakmu kurang baik, kemungkinan besar limit yang diberikan akan lebih rendah dari yang seharusnya, meskipun penghasilanmu terbilang tinggi.

4. Memiliki aset seperti rumah pribadi meningkatkan peluang limit tinggi

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/Aukid phumsirichat)

Faktor non-gaji juga tak bisa diabaikan dalam menentukan limit kartu kredit. Salah satu hal yang dilirik oleh bank adalah kepemilikan aset, terutama rumah. Ketika kamu memiliki rumah atas nama pribadi, hal ini akan dilihat sebagai indikator stabilitas keuangan yang baik. Dalam pandangan bank, seseorang yang punya aset sendiri dinilai lebih dapat dipercaya karena dianggap memiliki tanggung jawab finansial yang lebih matang.

Kepemilikan rumah juga menjadi semacam jaminan tidak langsung bahwa kamu punya kemampuan untuk mengelola keuangan secara berkelanjutan. Maka dari itu, saat kamu mengajukan kartu kredit, pastikan informasi soal kepemilikan aset ini disampaikan secara lengkap. Meskipun tidak secara langsung memengaruhi jumlah limit seperti gaji, faktor ini bisa menjadi pendukung penting agar limit kartu kreditmu meningkat.

5. Bank bisa menaikkan batas kredit tanpa diminta

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Setelah kamu mendapatkan kartu kredit, perjalananmu tidak berhenti di situ. Aktivitas penggunaan kartu kredit yang konsisten dan aktif bisa menjadi sinyal positif bagi bank untuk menaikkan limit secara otomatis. Biasanya, bank akan meninjau ulang penggunaan kartu dalam periode tertentu dan jika terlihat ada kebutuhan transaksi yang meningkat serta tidak ada tunggakan, maka limit baru bisa ditawarkan tanpa kamu harus memintanya.

Namun, hal ini tidak serta-merta terjadi begitu saja. Konsistensi penggunaan dan pembayaran tepat waktu menjadi syarat utama. Daripada untuk belanja impulsif, lebih baik kartu kredit digunakan untuk keperluan yang benar-benar dibutuhkan. Semakin bijak dan rutin kamu menggunakan kartu kredit, maka semakin besar kemungkinan bank akan memberikan penawaran kenaikan limit tanpa perlu kamu ajukan manual.

Mengetahui limit kartu kredit berdasarkan gaji bukan hanya penting sebagai informasi awal saat mengajukan kartu, tapi juga sebagai bentuk kendali diri dalam mengelola keuangan.  Maka dari itu, memahami bagaimana penghasilan memengaruhi limit kartu kredit berdasarkan gaji bisa membantumu agar lebih bijak dalam menggunakan fasilitas keuangan ini, tanpa terjebak dalam utang yang tidak perlu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Jujuk Ernawati
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us