PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyediakan uang tunai sebesar Rp42,88 triliun. (Dok/Istimewa).
Dari sisi likuiditas perbankan, BI mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Mei 2025 sebesar 3,9 persen menjadi Rp8.756,5 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan April 2025 yang tumbuh 4,4 persen.
Anton mengatakan, untuk menjaga DPK tetap tumbuh, BSI berupaya menekan cost of fund dengan mengembangkan layanan untuk nasabah yang mementingkan nilai-nilai syariah.
"Cost of fund yang kuat dari mana dapatnya?? Dari tadi itu, nasabah-nasabah retail," ucap Anton.
Adapun perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI dari segmen Islamic ecosystem mencapai Rp13 triliun, tumbuh 12,81 persen year to date (YTD).
Selain itu, segmen pendidikan Islam jenjang SD Sekolah Menengah hingga perguruan tinggi juga menyokong pertumbuhan 10,2 persen YTD dengan outstanding Rp4 triliun. Adapun socio bisnis dan organisasi Islam tumbuh 24,56 persen dengan pencapaian Rp5 triliun, serta penempatan dana dari travel haji khusus serta layanan Kesehatan Islam mencapai Rp3,2 triliun.
Di luar dana dari travel haji, BSI mengelola tabungan haji dengan outstanding saat ini Rp14 triliun atau sebanyak 5,8 juta rekening.
Selain Islamic ecosystem, bisnis emas BSI per April 2025 juga tumbuh. Tercatat, emas kelolaan BSI mencapai 18,34 ton terdiri atas BSI emas melalui BYOND 0,83 ton, gadai emas 7,3 ton dan cicil emas 10,2 ton.
Adapun volume transaksi mencapai 5,95 ton yang terdiri atas BSI Emas melalui BYOND by BSI 1 ton dan cicil emas 4,8 ton. Pertumbuhan BSI emas melalui BYOND by BSI di atas 100 persen secara month to date.